Susu, minuman yang dulu digadang-gadangkan menjadi
minuman penyempurna dalam kesehatan dan gizi pada tubuh manusia. Dulu dikenal
dengan istilah Empat Sehat, Lima Sempurna. Dan ternyata yang menjadi poin
terakhir yang menjadi sempurna adalah susu. Meskipun istilah ini sudah tidak
dipakai lagi, tapi susu masih menjadi ikon tersendiri dalam menjaga kesehatan.
Hal ini disebabkan karena susu merupakan sumber minuman yang kaya akan protein,
kalsium, dan beberapa vitamin di dalamnya.
Ilustrasi Susu Sumber : orenjieculinary.com |
Pada tulisan kali ini, akan disinggung tentang
karakteristik fisik dan kimia susu. Apa itu karakteristik fisik dan kimia?
Karakteristik fisik atau sifat fisik adalah sifat ataupun suatu karakter yang
dapat dilihat secara visual sehingga dapat diketahui kualitas fisiknya. Contoh
sifat ataupun karakteristik fisik seperti warna, aroma, rasa, tekstur,
kekentalan, dan lain sebagainya yang dapat kita nilai secara langsung, tanpa
harus diuji dengan menggunakan uji lab. Sedangkan karakteristik ataupun sifat
kimia adalah sifat atau pun karakteristik yang terbentuk akibat adanya
reaksi-reaksi kimia yang terdapat di dalam bahan pangan, dan untuk mengetahui
sifat tersebut, kita harus menggunakan uji laboratorium. Contoh sifat kimia
adalah nilai gizi, daya cerna, nilai antioksidan, dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan susu? sifat fisik susu antara lain
warna susu, aroma susu, kekentalan susu, berat jenis, dan rasa susu. Sedangkan
karakteristik atau pun sifat kimia dari susu adalah nilai cerna susu dan nilai
gizi susu. Karakteristik fisik berupa warna susu dapat dipengaruhi oleh jenis
makanan (pakan), jenis ternak, jumlah lemak yang terdapat pada susu, serta
adanya penggunaan bahan pembentuk warna pada produk susu. Biasanya warna putih
yang terlihat pada susu dihasilkan akibat pantulan cahaya oleh globula lemak
dan juga partikel koloidal dari kasein dan kalsium phospat. Sedangkan jika susu
terlihat berwarna agak kekuningan, hal ini disebabkan oleh kandungan lemak dan
caroten yang terdapat dalam susu. Jika lemaknya dikurangi atau dihilangkan,
warna susu akan terlihat agak kebiru-biruan.
Selain warna, aroma juga merupakan sifat fisik dari
susu. Susu memiliki aroma yang khas. Aroma tersebut disebabkan adanya komponen
lemak yang terdapat pada susu yang dapat menyerap aroma yang berada di
sekitarnya. Aroma susu dapat beranekaragam pula, tergantung jenis pakan yang
diberikan kepada ternak. Akan tetapi, aroma yang dihasilkan oleh susu dapat
pula menyimpang dari aroma susu pada umumnya, seperti bau busuk. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor biologis, faktor kimiawi,
dan faktor mekanis. Faktor biologis disebabkan adanya aktivitas mikroorganisme
yang menempel pada susu. Susu merupakan media yang paling baik untuk
pertumbuhan mikroorganisme, hal ini disebabkan tingginya kandungan gizi pada
susu sehingga mikroorganisme amat senang tumbuh disana dan pada akhirnya susu
pun akan cepat beraroma busuk. Faktor kimia disebabkan oleh adanya aktivitas
enzim lipase yang terdapat pada susu yang dapat memecah lemak susu. Akibat
pecahnya struktur lemak, bisa menyebabkan perubahan aroma pada susu. Selain
itu, adanya paparan oksigen pada lemak susu, dapat pula menyebabkan terjadinya
oksidasi lemak susu sehingga susu akan cepat beraroma tengik. Sedangkan faktor
mekanis lebih disebabkan karena lemak pada susu dapat menyerap aroma
disekitarnya. Jika susu disimpan berdekatan dengan cat, sabun ataupun komponen
lain yang berbau, susu tersebut akan berbau seperti cat, sabun, atau pun
komponen lain yang berbau.
Berat jenis susu berdasarkan SNI 01-31441-1998 adalah
miniman 1,0280 g/cm3. Penimbangan berat jenis susu harus dilakukan setelah 3 jam
pemerahan, hal ini jika dilakukan penimbangan sejak awal, akan menunjukkan
hasil yang lebih kecil, hal ini disebabkan oleh masih terjadinya perubahan
kondisi lemak dan adanya gas yang timbul di dalam air susu. Viskositas
(kekentalan) susu berkisar antara 1,5-2,0 cP (centipoise). Titik beku susu yang
dikeluarkan oleh codex adalah sekitar -0,5 oC , sedangkan
di Indonesia, titik bekunya adalah 0,5 oC, sedangkan air titik
bekunya 0 oC. Untuk titik didih susu yaitu 100.16 oC,
sedangkan untuk air, titik didihnya adalah 100 oC. Adanya
perbedaan titik didih dan beku susu dengan air dapat digunakan untuk menguji
keaslian susu jika dicampur dengan air. Tingkat pH (kadar asam basa) susu
berkisar antara 6,6 - 6,7. Jika nilai pHnya terus berkurang dan lebih rendah
dari 6,6, hal ini bisa mengindikasikan adanya aktivitas mikroba pada susu
tersebut.
Karakteristik kimia pada susu dapat dilihat dari
kandungan gizi yang terdapat pada susu. Kandungan gizi pada susu cukup tinggi
dibandingkan dengan bahan makanan lain. Kadar protein yang terdapat pada susu
sekitar 3,5 %, dan mengandung semua asam amino esensial. Asam amino esensial
adalah asam amino yang tidak dapat disintesis atau dihasilkan oleh tubuh,
sehingga untuk pemenuhan akan asam amino tersebut, harus berasal dari makanan
atau minuman. Kadar lemak yang terdapat pada susu berkisar 4 %, kadar laktosa
pada susu sekitar 4,7 %, dan kadar air pada susu berkisar 87 %. Selain zat gizi
makro, ada pula komponen mikro lain yang terdapat dalam susu, seperti vitamin
dan mineral. Vitamin yang terkandung di dalam susu antara lain yaitu vit A, B1,
B2, C, dan D, sedangkan mineral yang tinggi pada susu adalah kalsium, natrium,
magnesium, dan kalium.
0 comments:
Post a Comment