Alhamdulillah akhirnya listrik sudah kembali menyala. Setelah mati mulai jam setengah 2 tadi sore hingga kira-kira 15 menit yang lalu akhirnya hidup juga. Bermodalkan sebuah lampu casan yang daya terangnya cukup untuk beberapa meter saja, membuat saya dan kedua orang tua saya berkumpul di ruang tengah sambil bercerita dan menanyakan apa saja langkah-langkah kedepannya. Cukup lama berbincang sampai emak tertidur mendengar cerita yang saling berganti antara saya dan aba. Hingga sampai satu cerita yang dulu pernah diceritakan oleh aba sewaktu saya dan kedua abang saya masih kecil. Sebuah cerita yang aba dapat sewaktu beliau duduk di pondok pesantren tentang keinginan raja.
Alkisah ada seorang raja yang amat kaya dan memiliki kekuasaan yang luar biasa besarnya. Bergelimang harta dan orang-orang yang patuh terhadap perintahnya membuat kehidupan raja menjadi sempurna. Hari demi hari terus berjalan hingga sang raja pun semakin tua dan timbul perasaan takut akan mati. Suatu hari sang raja mendapat ide jikalau dia nanti meninggal, dia ingin ada seseorang yang berani menemani dia di dalam kuburan setidaknya untuk membantu dia menjawab pertanyaan yang biasa ditanyakan oleh malaikat di dalam kubur. Setelah berbicara dengan istri, anak dan menantu bahkan cucu, dari semua keluarga beliau tidak ada satu orang pun yang bersedia menemani dalam kubur jikalau nanti dia meninggal. Merasa gagasannya tersebut tidak diterima dan malah ditolak oleh keluarga, sang raja akhirnya mengumpulkan semua petinggi kerajaan beserta prajurit terbaiknya untuk menceritakan idenya tersebut dan meminta jikalau ada yang berani, dia akan memberikan separuh harta dan kekuasaanya kepada orang tersebut. Tentu saja tidak selamanya raja minta ditemani oleh orang tersebut. Sang raja hanya meminta 3 hari saja ditemani di dalam kubur. Mendengar ide dari sang raja, semua orang yang hadir tidak ada satu pun yang bersedia menemani sang raja di dalam kubur. Sang raja pun kecewa dan akhirnya memerintahkan kepada petinggi kerajaan untuk mengumumkan kepada khalayak ramai agar ada orang yang bersedia menemani beliau nanti di dalam kubur dengan imbalan separuh harta dan wilayah kekuasaan akan menjadi miliknya.
Meskipun sang raja terkenal dengan sifat yang arif dan bijaksana hingga banyak disukai dan disegani oleh masyarakat, namun tidak ada satu orang pun yang berani mengajukan diri untuk menemani raja tersebut jika nanti sang raja meninggal. Seluruh pelosok negeri telah tersebar dan tidak ada satu orang pun yang bersedia memenuhi permintaan sang raja. Berita itu pun akhirnya terdengar oleh satu keluarga yang hidup di pelosok negeri. Keluarga ini merupakan keluarga miskin yang mengandalkan hidup dari sebuah kapak yang digunakan untuk mencari kayu dan dijual ke orang lain. Mendengar berita tersebut, sang kepala keluarga memberanikan diri untuk menemani sang raja jikalau sang raja nanti meninggal. Dia ingin mengangkat kehidupan keluarganya menjadi lebih baik dari sekarang ini.
Sang raja pun senang mendengar kabar bahwa ada seorang yang bersedia untuk menemaninya nanti di dalam kubur jikalau dia meninggal. Sang kepala keluarga pun datang ke kerajaan dan menandatangani kesepakatan dengan raja dan disaksikan oleh petinggi kerajaan. Hari yang ditunggu tukang kayu pun tiba, terdengar kabar bahwa sang raja telah meninggal. Sang tukang kayu segera menyiapkan diri untuk menemani raja di dalam kubur selama tiga hari dan jikalau nanti malaikat bertanya, sang tukang kayu pun bisa membantu raja menjawab pertanyaan malaikat. Jenazah sang raja akhirnya dikebumikan bersama dengan tukang kayu. Dalam kondisi gelap gulita, tiba-tiba terdengar suara seperti sambaran petir yang menggelagar datang. Kaget bukan main tukang kayu tersebut mendengar suara tersebut. Tiba-tiba datang malaikat yang menghampirinya dan bertanya siapa dia.
Malaikat tidak menanyakan satu pertanyaan pun pada sang raja. Malaikat malah bertanya kepada tukang kayu tersebut. Terjadilah perbincangan antara malaikat dengan tukang kayu tersebut.
Malaikat bertanya:"Siapa kamu?" Tukang kayu menjawab "Saya si fulan",ditanya lagi "Kenapa kamu disini?" dijawab "saya menemani raja",ditanya lagi "kenapa ditemani?", dijawab,"saya ingin mengubah kehidupan saya agar lebih layak", ditanya lagi "Kamu kerja apa". dijawab "Saya tukang kayu", ditanya lagi "Kayu itu untuk apa?" dijawab "kayu tersebut untuk dijual", ditanya lagi "Dijual untuk apa?" dijawab "untuk makan sehari-hari", ditanya lagi "kamu makan untuk apa?" dijawab "untuk hidup", ditanya lagi "hidup kamu dipakai buat apa?", dijawab, "mencari nafkah untuk keluarga", ditanya lagi, "keluarga kamu siapa?", dijawab "saya punya seorang istri dan 3 orang anak", ditanya lagi, Bagaimana cara kamu bisa hidup?", dijawab, "dengan mencari kayu",ditanya lagi, "Pakai apa kamu mencari kayu?", dijawab, "pakai kapak", ditanya lagi, "Kapak itu dari apa?", dijawab, "Kapak itu dari besi", ditanya lagi, "Besi itu dapat dari mana?", dijawab lagi, "Saya beli dipasar", ditanya lagi, "kamu dapat uang dari mana?"... dan seterusnya dan seterusnya hingga 3 hari yang dijanjikan pun terlewati.
Pada hari ketiga, ketika kuburan sang raja dibongkar, orang yang datang bersorak senang melihat keadaan tukang kayu tersebut yang masih hidup walaupun terlihat sangat lemas dan memprihatinkan. Tiba lah sang tukang kayu dibawa ke kerajaan untuk diadakan acara penobatan atas keberaniaanya tersebut. Sang tukang kayu menolak dan bersikeras mau pulang. Tidak ada satu ucapan pun yang keluar dari mulut sang tukang kayu kecuali pulang, pulang dan pulang. Melihat keadaan tersebut, sang tukang kayu kayu diizinkan pulang. Sesampai di rumah, dia disambut oleh keluarganya dengan senyuman karena semua anggota keluarga sudah merasa akan memiliki harta dan wilayah kekuasaan yang besar dan banyak. Sang tukang kayu diam dan diam tanpa suara. Setelah 2 hari berlalu, tiba pula perwakilan dari kerajaan datang ke rumah tukang kayu untuk menyerahkan harta dan kekuasaan sesuai janji yang oleh raja. Melihat kedatangan pihak kerajaan, sang tukang kayu akhirnya menemui mereka ditemani oleh keluarganya. Sayup-sayup terdengar dari bibir tebal sang tukang kayu yang berkata "Silahkan kalian bawa kembali harta dan kekuasaan yang telah dijanjikan tersebut, aku tidak akan menerimanya, walaupun hanya sekeping emas". Sentak perkataan tersebut membuat semua orang terlebih istri dan ketiga anaknya kaget bukan main. Sang istri bertanya "Kenapa engkau tolak ini semua?", dengan bibir gemetar dia menjawab " 3 hari aku dalam kuburan menemani sang raja, belum tuntas pertanyaan yang diajukan malaikat kepada ku tentang kayu dan kapak, apakah engkau tega melihat aku nanti ketika aku mati diberi pertanyaan oleh malaikat kepada ku tentang harta dan kekuasaan yang aku miliki?" Diam dan diam,. tanpa kata dan suara satu pun terdengar mendengar ucapan dari sang tukang kayu tersebut.
Bayangkan, tukang kayu yang hanya memiliki harta berupa kapak dan mata pencaharian mencari kayu, selama 3 hari malaikat belum tuntas menanyakan itu semua, apalagi kita sekarang yang memiliki banyak titipan dari Allah? Malaikat waktu itu belum menanyakan istri dan anak, belum pula menanyakan umur selama ini digunakan untuk apa, dan tentu banyak lagi pertanyaan,.
Lah kita, sekarang ini, jangankan kapak, kita punya handphone, punya komputer, punya TV, punya radio, punya motor, mobil, rumah, uang, emas, perhiasan, teman, keluarga dan banyak lagi barang-barang yang kita miliki, Alhamdulillah kalau itu semua kita peroleh dengan cara yang halal, bayangkan jika kita mendapatkannya dengan cara yang haram??? Laahawla wala kuata illabillah,...
Semoga membuka mata kita agar tujuan hidup bukan dunia, tapi hidup ini adalah cara kita memantaskan diri untuk dapat masuk ke dalam surga yang di bawahnya dialiri oleh sungai yang airnya berupa air susu. Insyaallah,......
0 comments:
Post a Comment