Anemia, pasti di telinga kita sudah sering kita dengar istilah itu. Anemia merupakan sebuah keadaan dimana keadaan sel darah merah berada pada keadaan dibawah normal. Apa akibat jika kita mengalami anemia? Secara sederhana, ketika kita mengalami anemia, tubuh kita akan menjadi lemas dan kemudian kita menjadi tidak produktif. Sering kita mendengar bahwa daun ubi merupakan bahan makanan yang kaya akan zat besi sehingga mengkonsumsi daun ubi bisa menyembuhkan anemia. benarkah itu? berikut sedikit penjelasan tentang sumber bahan pangan apa yang harus kita konsumsi ketika kita menderita anemia.

Secara garis besar, sumber bahan pangan yang mengandung sumber zat besi dibagi kedalam 2 bagian, yaitu berasal dari sumber hewani dan sumber nabati. Pada saat anemia, kita dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan kandungan Fe yang berasal dari sumber hewani daripada sumber nabati. Bentuk besi (Fe) yang terkandung dalam bahan pangan dikelompokkan menjadi kelompok heme dan non heme. Besi heme terikat kuat pada bagian tengah pada cincin porphyrin dan tidak berpisah dari ligandnya sampai diserap oleh sel-sel usus halus. Besi heme ditemukan pada bahan pangan hewani seperti daging, unggas, dan ikan. Sedangkan semua besi yang terdapat dalam pangan nabati dan sekitar 40 – 60 % besi pada jaringan hewani dalam bentuk non-heme. Besi non heme berikatan kuat dengan protein, namun juga dapat berikatan kompleks dengan citrat, phytat, oxalate, polypheonolics, atau ligand lain.

Bioavaibilitas besi dipengaruhi oleh adanya senyawa penghambat atau senyawa yang dapat membantu mempercepat penyerapan zat besi tersebut. Bioavaibilitas heme relatif tidak terpengaruh pada komposisi diit dan secara umum bioavailibilitasnya lebih tinggi daripada besi non heme. Sedangkan bioavailibiltas besi non heme sangat bervariasi tergantung komposisi diit dan penyerapannya tergantung dari keberadaan ligand dalam usus halus pada sisi absorbsinya. Selain itu pada besi non heme, terdapat beberapa senyawa penghambat. Senyawa penghambat pada besi non heme adalah polyphenolics (tannin dalam teh, legumes, dan sorghum), phytat (terdapat dalam legumes dan gandum sereal), beberapa protein yang terkandung dalam tanaman (khususnya legume protein), kalsium dan phosfat.

Besi non heme, berikatan dengan komponen makanan, harus dibebaskan secara enzymatik dalam saluran pencernaan untuk diabsorbsi lebih lanjut. Sekresi lambung mengandung HCL dan pepsin protease membantu melepaskan besi non heme dari komponen bahan makanan. Pelepasan pertama dari komponen bahan makanan, banyak besi nonheme sebagai Ferric (Fe3+) dalam lambung. Besi bentuk ferric dapat larut dalam waktu lama pada pH asam lambung, juga dalam suasana asam lambung, banyak besi bentuk ferric di reduksi menjadi bentuk ferro. Besi bentuk ferro dapat larut bahkan pada pH 8. Meskipun memiliki kelarutan pada pH basa dalam usus kecil, beberapa besi bentuk ferro mungkin mengalami oksidasi menjadi besi bentuk ferric. Besi bentuk ferric lebih kompleks untuk memproduksi ferric Hodroxida yang cenderung tidak larut dan membentuk agregat sehingga menyebabkan ketersediaan besi menurun untuk di absorbsi.

Absorbsi dari sumber non heme memang lebih sulit diserap oleh tubuh, tetapi dengan mengkombinasikan antara bahan pangan yang mengandung zat besi dari sumber nabati dengan bahan pangan yang kaya akan vitamin C akan dapat membantu dalam mempercepat proses penyerapan zat besi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan vitamin C 63 mg dapat membantu penyerapan zat besi yang berasal dari non heme menjadi 2,9 kali lebih cepat tanpa penambahan vitamin C.

Nah,sekarang kita sudah tau bahwa ketika kita sedang mengalami anemia, lebih baik kita mengkonsumsi sumber zat besi yang berasal dari hewani dari pada dari sumber nabati.

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts