Malam ini lagi-lagi diskusi dengan aba dan emak (panggilan kedua orang tua ku) tentang kehidupan. Aba selalu berpesan, "kalau kalian (kami, ketiga orang anaknya) serius ingin mendapatkan sesuatu, tanamkan dalam diri kalian suatu keyakinan untuk bisa mendapatkannya, selagi itu baik, tidak menyimpang dari ajaran agama, dan bermanfaat buat orang banyak". Kalimat itu terus terucap ketika kami berada dalam kondisi sulit, baik dari sulit keuangan ketika kuliah dulu, sulit dalam menyelesaikan tugas akhir ketika kuliah dulu, ataupun sulit dalam hal pekerjaan. Tiap suatu kesuksesan, pastilah ada tantangan, begitu pula aba menambahkan.
Banyak pelajaran hidup yang terus menerus aba ceritakan kepada kami (walaupun sekarang yang di rumah tinggal saya sendiri, abang saya yang pertama sudah berkeluarga dan tinggal dirumahnya sendiri, sedangkan abang saya yang kedua tinggal dan kerja di jakarta). Bagi aba, jarak bukanlah suatu penghalang buat bercerita dan memberikan pelajaran hidup. Bercerita bisa melalui telepon ataupun bercerita melalui skype. Bercerita tentang "Keyakinan", itu mungkin sudah menjadi makanan kami sehari-hari. Bagaimana tidak, ketika kami punya masalah (kalau boleh jujur banyakan masalahnya, haha), solusi yang penutup yang diberikan kepada kami adalah "Yakinlah, selama itu baik, tidak menyimpang dari ajaran agama, insyaallah ada jalan keluar". Selalu dan selalu kalimat itu yang diutarakan. Dan Alhamdulillahnya, itu sudah bisa kami buktikan bahwa melalui "yakin", masalah yang kami hadapi bisa terselesaikan dengan baik.
Memang benar, yakin itu amatlah penting dalam kehidupan kita, bagaimana tidak, dalam agama pun, kata yakin itu terdefinisikan dalam kata "iman". Bagaimana mungkin kita bisa dikatakan orang yang beriman kalau kita tidak yakin ada Allah sebagai pemilik diri kita, ada malaikat yang terus menerus mengawasi kita, dan lain sebagainya, Itulah iman, dan kita wajib meyakini itu, dan begitu pula ketika kita menghadapi suatu masalah, kepada siapa kita harus yakin? Sudah tentu kita harus yakin bahwa Allah adalah sang pemilik, sang maha besar, Tuhan semesta alam, sang pemberi, tentu kepada-Nyalah kita harus yakin, bahwa Dia sedang menguji kita agar kita naik kelas, agar kita bisa merasakan kehadiran-Nya, agar bisa bertambah keimanan kita, dan agar kita sudah seharusnya berpasrahkan diri untuk meminta pertolongan dan petunjuk-Nya agar masalah itu bisa terselesaikan. Supaya itu semua bisa terjadi, syaratnya cuma satu, "yakin" lah bahwa itu semua bisa terlewati dengan baik karena ada Allah.
Contoh lucu kekuatan "yakin", dulu ketika masih SMA, ada kegiatan lomba pidato disalah satu universitas di kota ku, ada seorang teman yang juga peserta, namun dari tampangnya kelihatan bahwa dia grogi, ada teman yang menyarankan agar dia ke kamar mandi, kemudian membalikkan (maaf), celana dalamnya, karena dia mengatakan bahwa kalau membalikkan celana dalam, bisa menghilangkan rasa grogi tersebut, dan tanpa berpikir panjang, dia langsung mencoba dan saat tampil, dia terlihat santai berpidato di depan orang. Selepas acara tersebut, dia berkata, "memang benar saranmu tadi". Coba pikirkan, bagaimana coba sebuah celana dalam (maaf) dapat menghilangkan rasa malu dan grogi? itulah kekuatan "Yakin".
Oleh karena itu, perkuatlah rasa yakin dalam menghadapi tiap masalah, yakinlah bahwa ada Allah yang selalu adil, yang tau mana yang terbaik, yang maha menguasai masa depan, yang maha bijak dan baik, tidak ada satu kekuatan pun di alam semesta ini yang dapat menyaingi kekuatannya, karena tidak ada tuhan selain Allah, dan sudah seharusnya kita meyakini tiap urusan itu sudah diatur oleh-Nya, dan juga solusinya,.
Pesan aba, "Semasih tujuannya baik, yakinlah selalu ada Allah yang meridhoi"
0 comments:
Post a Comment