Bogor,. itu lah daerah tempat tinggal ku sekarang. Tak terasa ternyata aku telah menghabiskan waktu sekitar 2 tahun 4 bulan sejak tahun 2011 yang lalu. Tak pernah dulu terpikir oleh ku untuk tinggal di sini, namun itulah hidup, kita tak pernah tau akan masa depan. Aku berada di sini bukan sebagai pekerja, namun aku di sini mencari jati diri. Di sini aku banyak pengalaman, banyak bertemu dengan orang hebat, dan tentu ilmu-ilmu kehidupan yang luar biasa yang belum pernah aku temukan di daerah asal ku. Terlalu banyak cerita yang harus aku ceritakan jika aku runut dari awal kedatangan ku di sini.
Aku dulu yang benar-benar buta akan bogor itu seperti apa, tak pernah tergambar kotanya seperti apa, masyarakatnya bagaimana, dan budaya nya seperti apa juga aku tak pernah tau. Dengan keberanian aku mendatangi kota ini. Hari itu aku pertama kali aku mendatangi kota ini dari jogja dengan menggunakan travel bukan untuk memulai kegiatan ku, tapi hanya untuk ketemu seorang dosen untuk meminta tanda tangan beliau. Tanpa adanya orang yang menunjukkan arah, hanya bermodalkan keberanian, aku mendatangi tempat tujuan ku ini dan akhirnya aku pun bertemu dengan dosen tujuan ku. Kesan pertama ketika aku mulai memasuki bogor adalah luar biasa kotanya macet parah. Pagi itu sekitar jam 6.30an travel yang aku tumpangi mulai memasuki wilayah bogor, tepatnya masih di daerah puncak. Suasana dingin dan kabut yang sedikit masih menutupi puncak pun masih terasa jelas dan terlihat menutupi jalanan tersebut. Jujur itu pertama kalinya aku melewati daerah puncak yang dulunya hanya sekedar tau dari media. Dan ternyata, wah,..ini loh puncak di pagi hari, sejuk, udaranya bersih, kabut yang menutupi jalan, dan tentu terlihat dari kejauhan kota Bogor.
Kesan indah tersebut ternyata tidak lama terbenam dalam otak ini, waktu itu perjalanan ku pun sudah semakin menurun menuju bogor tempat tujuanku. Semakin lama terlihat di depan ku kepadatan lalu lintas yang terus menerus bertambah dan akhirnya yah,..maceeet. Perjalanan ku yang sebelumnya lancar akhirnya mulai tersendat, terlihat kecepatan laju travel yang ku tumpangi tersebut hanya sekitar 10-20 km/jam, dan itu pun sering berhenti. Dan ternyata memang betul, butuh waktu sekitar 3 jam untuk sampai tempat tujuan ku dari sejak turun puncak sampai Dramaga. Mungkin juga karena hari itu hari aktif, jadi lalu lintas terlihat amat padat sehingga terjadi kemacetan di mana-mana.
Kesan indahnya puncak akhirnya berubah ketika macet mulai membuat aku sedikit gerah dengan keadaan tersebut. Sesampainya aku di tempat tujuan ku, yaitu kampus IPB, lagi-lagi aku pun mulai bingung. Aku tidak tau gedung apa yang harus aku tuju, ruang yang mana, dan lebih parah lagi, orang yang aku tuju pun juga belum tau. Dengan nekat dan bertanya kemana-mana, akhirnya aku pun berhasil bertemu dengan orang yang aku tuju tersebut. Setelah selesai bertemu, aku pun langsung memutuskan untuk kembali ke Jogja. Ada sekitar 4 jam aku bersama teman ku berkeliling kampus untuk melihat-lihat kondisi kampus dan sambil menghabiskan waktu hingga di jemput oleh agen travel yang aku tumpangi tersebut. Lagi-lagi yang tergambar dalam otak ku adalah, kota ini luar biasa macetnya. huah...
Kawan Kuliah Dulu (diskusi tugas metlit kalau tidak salah) |
Tujuan ku ke Bogor waktu itu untuk meminta rekomendasi dari salah satu dosen di sini agar aku dapat masuk di IPB, waktu itu aku sebenarnya melamar di 2 universitas, IPB dan UGM, dan alhamdulillah dari dua kampus tersebut, aku diterima. Dilema mulai muncul ketika aku harus memutuskan, kampus mana yang aku pilih, IPB atau UGM. Jurusan yang aku ambil sama-sama ilmu pangan. Jika dilihat dari akreditasi, kedua-duanya sama-sama A, dan tentu kualifikasi dosennya pun juga jangan ditanyakan lagi, semuanya hebat. Berat aku memutuskan yang mana aku pilih, karena aku pun sudah betah tinggal di Jogja, sementara itu Bogor, aku belum tau seperti apa kota itu sebenarnya. Hari keputusan pun datang, hari itu dengan berbagai pertimbangan dan doa, aku pun memutuskan untuk mengambil di sini, IPB.
Dari situ kisah yang amat luar biasa pun mulai berdatangan, suka, duka, pusing, takut, kecewa, kejam, bingung, stress, dan banyak lagi kisah yang bermunculan hingga saat ini, tepatnya sekarang tanggal 22 desember 2013, hari dimana aku tinggal selangkah lagi untuk menyelesaikan studi ku di sini, di kampus IPB tercinta dan membanggakan. Satu langkah lagi mendapatkan gelar magister, yah,..aku bisa, dan aku berharap 1 bulan lagi aku akan meninggalkan kota ini dan kembali ke keluarga tercinta ku, jambi.
it's enough for a while.....
0 comments:
Post a Comment