Tiap orang jika ditanya, "Apakah tujuan akhir dari keberhasilan yang anda miliki?", sebagian besar orang akan menjawab dengan perkataan, "Ingin memilliki keluarga yang sederhana, punya pasangan yang terbaik, serta anak keturunan yang ceria, cerdas, dan berhasil". Bagaimana dengan anda? Anda mungkin juga akan berpendapat yang sama dengan kebanyakan orang sebagaimana jawaban yang telah saya utarakan tadi.
Ya,.punya keluarga yang bahagia, keturunan yang sehat dan kepribadian yang sopan merupakan angan-angan bagi tiap orang. Bayangkan jika kita mempunyai keluarga yang begitu harmonis, ketika kita pulang, kita disambut dengan kehangatan oleh keluarga tercinta kita. Seorang istri yang selalu menyalami tangan kita ketika kita tiba di rumah, atau seorang suami yang pulang dengan wajah yang penuh senyuman bahagia, atau anak-anak kita yang ketika kita tiba di rumah menyambut dengan canda tawa yang ceria, mereka mengejar kita sambil mengharapkan oleh-oleh yang kita bawa ketika pulang, atau ketika kita sedang sarapan pagi, kita selalu bercanda dengan anak-anak kita, saat makan malam, anak-anak kita bercerita tentang apa yang terjadi pada dirinya ketika mereka di sekolah, menceritakan kisah teman-teman mereka yang jahil, atau ketika hari sudah malam, mereka tidur di depan televisi, kemudian kita pindahkan mereka dengan cara menggendongnya ke kamar. Wah,.sungguh keluarga yang terasa amat harmonis dan menjadi dambaan tiap laki-laki dan perempuan di dunia saat ini.
Namun bagaimana ini bisa terjadi jika kita telah melakukan kesalahan dari awal sebelum kita memilih pasangan kita? Bayangkan saja ketika kita memilih pasangan kita karena keterpaksaan, atau karena sebuah perbuatan yang belum seharusnya kita lakukan, (maaf, melakukan seks diluar nikah), atau kita memilih pasangan kita karena harta yang berlimpah, atau kita memilih pasangan tersebut karena ketampanan atau kecantikan dari pasangan tersebut?
Sahabat, memilih pasangan itu bukanlah hal main-main. Pasangan kita itulah yang akan selalu bersama kita saat kita sedih, senang, susah, maupaun bercerita. Ketika kita mau tidur, siapa yang terakhir kita lihat? ketika kita bangun tidur, siapa pula yang pertama kali kita lihat ketika mata ini terbuka? Jawabannya adalah pasangan kita. Coba kita pikir, ketika suatu rumah tangga didasari atas keterpaksaan, rasa benci dan kesal akan selalu hadir kita hendak tidur ataupun bangun tidur ketika kita melihat wajah pasangan kita, bagaimana rasa harmonis itu bisa terjadi? Atau ketika kita memilih pasangan kita karena harta, rasa was-was akan harta yang dimiliki pasangan kita itu hilang akan semakin besar, rasa sombong dan angkuh pun juga akan selalu hadir ketika kita bertemu dengan orang-orang lain disekitar kita, bahkan ada sebagian orang yang merasa takut harta yang dimiliki pasangan kita tersebut nantinya diambil sama orang tuanya, ataupun saudara dari pasangan kita tersebut. Pasangan kita akan sibuk dengan waktunya agar harta tersebut terus bertambah demi menyenangkan pasangannya, sehingga sedikit meluangkan waktunya untuk keluarganya, dia tidak sempat mengawasi perkembangan anak-anaknya, tidak sempat sarapan bersama keluarga, ataupun waktu di rumah pun semakin sedikit. Hal yang tidak jauh berbeda pun terjadi ketika kita memilih pasangan kita karena ketampanan atau kecantikan, perasaan cemburu yang luar biasa pun akan selalu bermunculan pada pasangan kita. Rasa ingin tau apa yang terjadi di luar sana terhadap pasangan kita pun semakin besar, dan akhirnya, rasa cemburu tersebut akan sering membuat pertengkaran kecil sampai besar terjadi diantara pasangan tersebut.
Sahabat, saya punya sedikit pemikiran tentang memilih pasangan kita, walaupun ini belum teruji dari diri saya sendiri karena saya juga belum berkeluarga. Bagi saya, sebelum kita memutuskan untuk berkeluarga, sudah seharusnya kita mempersiapkan diri kita sendiri, apakah sudah mampu menjadi kepala keluarga bagi keluarga kita nanti bagi seorang laki-laki, atau sebagai ibu dari anak-anak kita jika perempuan? Bagaimana dengan ibadah kita kepada Allah.SWT? sudah baik kah? karena nanti kita akan menjadi orang tua dari anak-anak kita dimana amal ibadah anak kita nanti menjadi tanggung jawab orang tuannya. Orang tua dinilai gagal ketika tidak mampu mendidik anak-anaknya menjadi baik dan taat kepada Allah.SWT.
Sahabat, bagi yang belum menikah, carilah pasangan anda yang terbaik bagi anda, baik dari segi akhlaknya, baik dari segi kedewasaannya, baik dari ibadahnya, maupun dari kecerdasannya, karena kesemuanya itu sangat dibutuhkan dalam suatu kehidupan dalam berkeluarga, sulit untuk dihilangkan serta sulit untuk dicuri orang. Carilah pasangan yang memiliki sifat keibuan dan taat kepada Allah, karena dia akan menjadi ibu dari anak-anak kita, carilah seorang laki-laki yang memiliki akhlak mulia serta ilmu agama yang baik, karena dia akan menjadi iman bagi keluarga anda, tempat bertanya dan berteduh serta tempat bertukar pikiran. Serta yang paling penting, berdoalah selalu untuk mendapatkan pasangan yang terbaik buat anda dan keluarga anda, sehingga keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah dan maghfirol dapat tercapai kelak.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment