STIKBA adalah sekolah tinggi ilmu kesehatan baiturrahim. Sebuah sekolah tinggi yang terletak di Provinsi Jambi, tepatnya di Kota Jambi. STIKBA merupakan salah satu kampus kesehatan yang ada di Provinsi Jambi. Adapun jurusan yang terdapat di STIKBA adalah S1 Ilmu Gizi, S1 Keperawatan, D3 Keperawatan, D3 Kebidanan, dan D3 Fisioterapi.

Dulu STIKBA, dikenal juga dengan sebutan BR, adalah sebuah akademi keperawatan. Di tahun 2005 (kalau gak salah) berubah status menjadi sekolah tinggi. Ada begitu banyak kegiatan yang diadakan di sini, mulai dari kegiatan wajib, sampai ke kegiatan yang bersifat kemahasiswaan.

Salah satu jurusan yang ada di STIKBA adalah S1 Ilmu Gizi. S1 Ilmu Gizi adalah sebuah jurusan yang mempelajari berbagai macam nilai gizi pada bahan makanan, mempelajari asuhan gizi klinik pada pasien, serta mempelajari teknologi dan rekayasa bahan makanan. Peningkatan jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang drastis. Pada awal tahun ajaran, jumlah mahasiswa gizi adalah sejumlah 11 orang, di tahun ke dua, jumlahnya meningkat hingga berjumlah 40 orang. di tahun ke tiga, berjumlah 60 orang dan sampai sekarang tetap bertahan 60 orang. Jurusan Ilmu Gizi hanya menerima mahasiswa sebanyak 60 orang. Dengan terbatasnya jumlah mahasiswanya,diharapkan agar mahasiswa tersebut benar-benar menjadi tenaga ahli yang profesional.

Ada 3 fokus utama S1 Ilmu Gizi STIKBA Jambi, yaitu Asuhan Gizi Klinik, Ilmu Pangan, dan Gizi Masyarakat. Asuhan gizi klinik adalah sebuah pelajaran yang memfokuskan mahasiswanya untuk mendalami masalah penanganan asupan gizi pasien, baik yang berada di rumah sakit, puskesmas atau pun klinik, maupun asuhan rawat jalan. Pada fokus bagian ini, mahasiswa dituntut untuk mengetahui bagaimana diet pasien, mengetahui jalannya penyakit, hubungan makanan dengan proses penyembuhan makanan, dan lain-lain. Pada fokus bagian ini, mata kuliah pendukung yang harus di dalami adalah patofisiologi, sistem imun, diet penyakit menular maupun tidak menular, anatomi, biologi, matematika, dan fisika. 

Ilmu pangan adalah sebuah pelajaran tentang berbagai macam bahan pangan, baik yang berskala besar maupun berskala kecil. Rekayasa bahan makanan, pengolahan bahan makanan, pengawasan mutu, dan lain-lain. Pada bagian ini, seorang ahli gizi dituntut untuk mengetahui bagaimana mempertahankan kadar kandungan gizi pada bahan makanan yang diolah agar tidak mengalami penyusutan maupun kehilangan zat gizi sehingga bahan makanan yang dikonsumsi tersebut dapat berguna bagi tubuh. Mata kuliah yang menunjang bagian ini adalah kimia, fisika, biologi, dan ilmu bahan makanan.

Gizi masyarakat adalah salah satu pelajaran yang mempelajari tentang kondisi masyarakat mulai dari kalangan atas sampai kalangan bawah. Keadaan ekonomi, pendidikan masyarakat, hyegine dan sanitasi, keadaan bencana serta lingkungan tempat tinggal. Mata kuliah yang mendukung pada bagian ini adalah persebaran penyakit, ekonomi, biologi, serta lingkungan.

Melihat begitu banyaknya peran serta seorang ahli gizi, maka Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim (STIKBA) Jambi melihat perlunya mencetak tenaga ahli di bidang gizi. Selain itu, mahasiswa S1 Ilmu gizi STIKBA Jambi juga di tuntut untuk kreatif dan berfikir maju. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan diberikannya kebebasan mahasiswa tersebut untuk mengembangkan daya kreasinya dengan suatu organisasi yang bernama HIMAGI (Himpunan Mahasiswa Gizi) STIKBA. HIMAGI merupakan salah satu tempat berkumpulnya calon ahli gizi yang profesional dan saling memberi masukan dan pendapat tentang kemajuan dibidang gizi.

Ada begitu banyak kegiatan yang dilakukan, di sana mahasiswa diberi kebebasan untuk berpendapat, mengeluarkan ide kreatif, serta menunjukkan kemampuan yang dimiliki.
Segera lah bergabung dengan S1 Ilmu Gizi STIKBA Jambi.
Tahun 2011 adalah tahun dimulainya petualangan dalam hidup ini.
Awal tahun 2011, tepatnya tanggal 3 januari, aku mulai beranjak meninggalkan rumah setelah 3 bulan tanpa ada kegiatan di rumah. Setelah selesai kuliah, kegiatan yang aku lakukan hanyalah makan, tidur, makan tidur dan begitu lah tanpa ada aktivitas yang bermanfaat. Untungnya itu semua tidak lah berlangsung lama.
Yach, tanggal 3 Januari aku pun mulai berpetualang. Aku berangkat ke Jogjakarta. Sebenarnya jogja bukan lah tujuan utama ku, karena tujuan aku adalah Desa Tulung Rejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri sebuah kampung kecil dimana di sana dikenal orang dengan sebutan kampung inggris. Sebuah kampung dimana banyak orang yang berdatangan untuk belajar bahasa inggris.  Tepatnya tanggal 7 januari aku pun berangkat ke Pare bersama teman dekat ku ke sana. Kami kesana menggunakan travel, Dewata Indah namanya. Biaya yang aku keluarkan untuk ke sana dengan menggunakan travel tersebut adalah Rp.95.000. Aku berangkat ke sana jam 7 malam dan tiba disana jan 3.45 pagi. Ada cerita yang menarik yang terjadi pada malam itu. Kami tiba di Pare jam 3.45 pagi. Jam yang terlalu pagi untuk mencari tempat tinggal. Hanya bermodalkan teacher nya abang ku dulu waktu dia ke Pare, jadi kami menghubungi mereka. Alhamdulillah mereka mau menerima kami untuk berteduh dari gerimisnya malam pada waktu itu. Aku dapat tinggal di kosan putra yang bernama Blessing House, dan teman ku dapat tinggal di kosan putri, lupa aku namanya, hehe.
Di sana kami mengambil program grammar, writting, translation, speaking, pre toefl, dan toefl. Program yang kami ambil untuk 1 bulan periode 10 januari sampai 10 April. Begitu banyak kisah di sana. Adapun lembaga yang aku ikuti adalah Elfast untuk program grammar, writting, translation, pre toefl, dan toefl, dan Daffodil untuk program Speaking.
Bulan 4 tepatnya tanggal 9 April, aku pun mengakhiri petualangan ku di Pare. Kami pun akhirnya pulang ke jogja untuk mengikuti tes toefl yang diadakan oleh fakultas ekonomi dan bisnis UGM pada tanggal 13 April. Tanggal 14 April kami pun pulang kembali ke Jambi untuk mempersiapkan berkas-berkas penerimaan mahasiswa baru pascasarjana.
Kami pun pulang ke Jambi. Senang rasanya bisa pulang kembali ke rumah. memang benar kata orang-orang dulu, tak ada tempat seenak rumah sendiri. setelah lebih kurang 2 bulan kami di rumah, kami pun melanjutkan petualangan lagi. Tanggal 10 Juni aku kembali berangkat ke jogja untuk menyerahkan berkas-berkas lamaran ku. Sedangkan teman ku berangkat lebih awal, yaitu tanggal 30 mei. Aku berniat untuk melanjutkan kuliah ku di IPB dan atau UGM. Jurusan yang akan aku ambil adalah jurusan ilmu dan teknologi pangan. Teman ku berniat mengambil asuhan gizi klinik di UGM dan ilmu dan teknologi pangan IPB.
Sejak dari sini lah petualangan kami berlanjut. Tanggal 20 Juni kami bergerak melangkahkan kaki menuju kampus IPB yang berada di Bogor. Di sana kami mencari informasi tentang persyaratan dan sekaligus menemui dosen disana karena ada keperluan. Kami ke sana menggunakan agen travel Diana dengan tarif Rp.170.000. Kami berangkat pada malam hari dan tiba di Bogor pada pagi hari. Setibanya kami di sana, awal kesan yang kami dapat adalah Bogor Macet, karena begitu banyaknya angkutan kota yang ada sehingga jalanan yang ada di sana di penuhi dengan angkutan kota tersebut.
Salah satu Bis Kampus IPB, Bogor 
Perjalanan di sana waktu itu tidaklah lama, pagi hari kami tiba di sana, dan sore harinya kami langsung pulang. Sungguh perjalanan yang sangat singkat di kota yang baru pertama kalinya kami injakkan kaki di sana.
Ada cerita yang lucu ketika kami tiba di sana. Salah satu sopir travel yang kami naiki tersebut berwajah seram dengan kumis yang panjang dan bertubuh keras serta menggunakan jaket hitam tebal, sungguh wajah yang kelihatannya seram. Malam itu mobil yang kami tumpangi berjalan bersamaan dengan mobil lainnya. ntah kenapa malam itu mobil rekan yang satunya itu tiba-tiba berhenti ditengah jalan, ternyata mobil tersebut mogok. Keluarlah sopir tersebut yang berwajah sangar. Sopir tersebut mendatangi mobil yang kami naiki, dan  dia bicara dengan sopir mobil kami, ee bapak tu bicara menggunakan bahasa sunda, wah langsung timbul sebuah senyuman kecil dari bibir ku, ternyata bahasa yang digunakan nya bertolak belakang dengan seramnya wajah bapak tu, itu lah pertama kalinya aku mendengar gaya bicaranya orang sunda.

bersambung
episode selanjutnya
Petualangan ke kebun binatang Gembira Loka
Petualangan ke Merapi
Pelaksanaan ujian pascasarjana UGM
Hari-hari yang membosankan di Jogja
Petualangan ke Candi Prambanan
Petualangan ke Pantai Parangtritis

Hai,.
Nama ku Mursyid, aku adalah seorang anak yang luar biasa karena Allah telah membuat dan mencetak ku hanya satu di dunia ini. Aku merupakan seorang lulusan sarjana ilmu gizi di STIKBA Jambi tahun 2010, tepatnya bulan oktober tanggal 21, 2 hari menjelang hari ulang tahun ku yang ke 23. Aku lahir di Jambi, tepatnya di Desa Talang Duku, Kabupaten Muaro Jambi.
Setelah selesai kuliah, aku pun bingung dengan apa yang harus aku lakukan. Malam itu sewaktu makan malam bersama abah (panggilan buat ayah), emak (panggilan ibu), dan bang ning (kakak tertua ku). Ntah angin apa yang malam itu adalah malam yang membuat aku merasa senang. Abah menanyakan kepada ku tentang langkah apa yang harus aku ambil. Aku pun menjawab dengan senyuman bingung harus berkata apa. Lalu abah bilang kalau aku diizinin untuk melanjutkan studi ku ke jenjang yang lebih tinggi. 
Sekarang aku berada di kota jogja, kota yang dulu aku impikan untuk bisa menempuh studi S1 ku. Akan tetapi, Allah berkehendak lain, Aku diterima kuliah di STIKBA jambi dengan jurusan ilmu gizi.
aku berniat melanjutkan studi ku yaitu pascasarjana ilmu dan teknologi pangan di salah satu universitas terbaik di Indonesia. Aku hanya bisa berharap dan berdoa agar aku bisa diterima dan dapat melanjutkan studi ku di sini. 
Kalau boleh jujur, aku rindu dengan suasana kuliah S1 dulu di STIKBA. Di sana aku dicetak untuk menjadi seorang ahli. Wah, terlalu banyak kisah-kisah aneh, gila, lucu, dan yang bisa jadi gak masuk akal. Sedikit aku ceritakan gimana aku kuliah dulu.
Hari itu aku pertama kali menginjakkan kaki ku di kampus yang bernama STIKBA, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi. Jurusan yang aku ambil adalah jurusan Ilmu Gizi. Jujur kalo aku tidak mau dan sudi untuk mengambil pendidikan ilmu gizi. 2 semester pertama, yaitu semester I dan II, aku merasa agak sedikit nyeleneh kali ya bahasanya. ya penyebabnya ya karena aku gak ikhlas untuk mengambil jurusan ilmu gizi. Dulu waktu SMA, aku sangat menginginkan mengambil jurusan teknik pertambangan. Tapi ya Allah berkehendak lain dan akupun gagal tes SPMB. Mungkin teman-teman kelas ku banyak yang berfikir kalau aku orangnya rada-rada sombong, acuh dan yach,..gitu lah.
Aku sebenarnya sudah menyadari kalau aku bertingkah gak sewajarnya dengan teman-teman ku. Tapi itu lah diri ku pada awal kuliah. Di sana aku mengenal organisasi dan organisasi pertama ku adalah BEM STIKBA. Aku di ajak untuk bergabung dengan organisasi tersebut oleh senior ku. tanpa pikir panjang ya aku ambil dan itulah aku mulai belajar berorganisasi. Di waktu kuliah juga aku mengenal namanya cinta. wah kalo yang ini gak perlu diceritain ya,..karena ini adalah pengalaman pribadi yang sstttszzz,..hehehe,..bukan untuk konsumsi umum., haha.

Waktu itu aku duduk di bangku kuliah semester VII di STIKBA Jambi Program Studi Ilmu Gizi. Salah satu mata kuliah kami adalah asuhan gizi klinik. Aku bersama teman-teman ku berjumlah 9 orang yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 6 orang perempuan mendapat tempat magang di RSUP M.Jamil Padang. RSUP M.Jamil merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang berada di Provinsi Sumatra Barat, Padang.
Hari itu pertama kalinya kami menginjakkan kaki di Padang. Senang dan Takut muncul dalam benak kami. Acara serah terima dari kampus ke pihak RSUP M.Jamil pun telah selesai dilaksanakan. Aku ditunjuk sebagai ketua kelompok oleh teman-teman ku, tapi aku merasa tidak ada ketua dalam praktek lapangan kami ini.
Kami pun akhirnya menginjakkan kaki kami menuju ruang demi ruang yang ada di sana. Namanya aja rumah sakit, tentu lah pemandangan yang ada orang sakit, orang sakit, orang sakit dan orang sakit. Sempat terlintas dalam pikiran ku, apakah kami akan berakhir dengan tragis sama seperti pasien-pasien ini? Apakah nanti kami juga akan dirawat karena stres? (hehehe,...sungguh pemikiran seorang penakut waktu itu).
Hari pertama hanyalah perkenalan dengan pihak-pihak yang akan jadi pembimbing, pengawas dan yang mengontrol kegiatan kami disana.
hari-hari pun berlalu, ada begitu banyak pelajaran yang kami dapat disana. ternyata ilmu yang didapat di kelas berbeda jauh dengan ilmu yang kami dapat di lapangan. 25 hari pertama merupakan hari yang padat bagi kami. Siang kami magang, sore kami visite dan ngambil data, dan malam sampai pagi kami mengerjakan laporan yang menurut kami tidak pernah ada ujungnya. hehehe.
Ada kejadian yang gak bakalan terlupakan dalam benak kami. GEMPA...itu lah kejadian yang tidak akan terlupakan oleh kami. Saat itu sudah selesai mengerjakan shalat magrib, memang waktu itu hujan turun dengan sangat lebat. Aku pun sempat bertanya dengan teman ku yang sudah lama tinggal di padang karena dia kuliah di sana. Aku bertanya, apakah ini akan terjadi gempa?
Dia pun bilang bahwa kami di suruh siaga karena biasanya hujan seperti ini bisa saja terjadi gempa, dan ternyata,..............................
Gludug glugug gludug,...
ternyata gempa,...hahahahaha,..kami semua keluar dan wah,.takut, takut, dan takut,.. sebagian teman perempuan yang tinggal di bawah menangis. Aku pun merasa takut dan kami semua berkumpul sambil membawa barang-barang berharga kami baik laptop, dompet, maupun handphone,..
haha,..
alhamdulillah itu cuma gempa kecil, dapat lah informasinya bahwa kekuatannya 5,1 skalarikter.
wah,..
Hari itu aku pergi bersama teman ku mengendarai motor menuju kawah gunung merapi, gunung yang teraktif di Indonesia, atau bahkan teraktif di dunia. Sungguh pemandangan yang mengerikan ketika melihat dahsyatnya letusan gunung merapi tersebut. Itu bukan pertama kalinya aku melangkahkan kaki ku ke kawah gunung merapi tersebut pasca meletusnya merapi tersebut.
Waktu itu bulan januari aku melangkahkan kaki ku untuk pertama kalinya ke kawah gunung merapi, bukan takjub karena indahnya merapi tersebut, akan tetapi rasa sedih yang aku lihat. Bagaimana tidak, gunung yang pada tahun 2008 aku lalui dengan keadaan yang sejuk dan penuh dengan pepohonan yang rindang dan sawah yang hijau menghiasi pandangan mata, akan tetapi pada waktu itu, pandangan yang memprihatinkan. Gunung yang tandus, tanah yang dilapisi pasir, puing-puing rumah yang masih berantakan, serta banyak keluarga yang mengais barang-barang bekas untuk bisa dipakai lagi. 
wah,sungguh pandangan yang sangat mengharukan. Terpikir dalam lintasan otak ku, tahun 2003 waktu itu rumah ku terkena banjir, itu saja sudah membuat kami semua bingung dan khawatir dengan keadaan rumah. Padahal waktu itu cuma rumah kami saja yang direndam banjir dan cuma beberapa saja perabotan yang rusak. Lalu bagaimana perasaan korban dahsyatnya letusan merapi yang rumah, tanah, sawah, perkebunan serta sekolah mereka yang rusak dan sudah merata dengan tanah?
innalillahi wainna ilaihi rojiun,...
Itu lah kekuasaan Allah, dengan sekejap saja harta, keluarga dan tahta dapat diambil. Sudah sewajarnya kita yang hidup masih dalam keadaan berada, punya keluarga yang lengkap, punya harta yang bisa menghidupkan kita, punya lingkungan sosial yang bisa membuat kita melepaskan penatnya kehidupan utnuk bersyukur kepada Allah SWT. Tidaklah susah bagi Allah untuk mengambil semua yang ada, sekejap mata semuanya bisa diambil.
Maha suci Allah yang menguasai atas diri kita, hidup kita, nafas kita, serta denyut nadi kita.
Gundulnya Gunung Merapi
Puing Reruntuhan Rumah

Blog Archive

Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts