Bismillah,.
Banyak diantara kita yang tau akan datangnya hari akhir, hari dimana akhir dari kehidupan yang fana' ini, dan awal dari hari yang baru, hari yang kekal, hari bagi tiap orang akan mempertanggungjawabkan atas apa yang telah diperbuat, hari dimana semua orang dari Nabi Adam as hingga manusia terakhir yang hidup di dunia ini akan dibangkitkan dan berkumpul di suatu tempat yang bernama padang mahsyar. 
Pertanyaannya adalah, "seberapa dahsyat hari itu?"

 Allah SWT telah menceritakan gambaran hari itu dalam surat Al-Zalzalah ayat 1-8.
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah : 1-8)

Kalau kita baca arti dari ayat yang telah Allah ceritakan dalam Al-qur'an tersebut, sungguh merupakan hari yang amat sangat mengerikan dan belum pernah terbayangkan betapa dahsyatnya peristiwa itu terjadi. Hari dimana bumi ini diguncang dengan kuat, gunung-gunung meletus dengan kuat, petir bersaut-sautan dengan dahsyat, dan tidak ada tempat untuk berlindung. Laahawla walaa quata illa billah...

Sekarang saja, ketika hari hujan dan petir yang menyambar dengan kencang, kita takut dan ingin lari bersembunyi dari kilatan cahaya yang seperti membelah langit. Kerasnya dentuman guntur yang didahului dengan kilatan cahaya putih, membuat jantung kita berdetak dengan kencang. Sehingga kita banyak yang bersembunyi dari peristiwa alam tersebut. Bisakah kita bayangkan bagaimana jika itu adalah hari akhir? Hari dimana tidak ada lagi tempat bagi kita untuk bersembunyi, tidak ada lagi dinding yang mampu melindungi kita dari keras dan kuatnya dentuman petir, tidak ada lagi meja yang bisa membantu kita untuk bersembunyi ketika ada gempa, tidak ada lagi pohon yang mampu membantu kita bertengger dari derasnya tsunami, dan tidak ada lagi satu orang pun yang akan membantu kita atas kejadian yang terjadi tersebut. Sungguh peristiwa yang amat sangat besar.

Tapi yang jadi masalah adalah, kenapa kita cenderung untuk tidak begitu mengindahkan kejadian yang pasti akan terjadi tersebut? Kiamat itu pasti, hari kebangkitan itu pasti, hari hukuman itu pasti, dan hari yang kekal abadi itu adalah pasti. Lantas, kenapa kita berpura-pura acuh? Hukuman Allah SWT itu memang tidak lah seperti hukuman manusia. Kita bahkan amat sangat jarang melihat hukuman yang Allah SWT berikan secara langsung atas apa yang telah kita perbuat, karena Allah SWT selalu memberikan waktu kepada kita untuk bertaubat sebelum diberi ganjaran. Tetapi berbeda dengan hukuman manusia, dimasukkan ke dalam penjara, disidang, diputuskan dan kemudian baru menjalani hukum. Sehingga membuat orang kadang lebih takut dengan hukuman manusia dibandingkan hukuman Allah SWT. Semoga kita terhindar dari perasaan seperti itu. 

Marilah kita memperbaiki diri, memperbaiki keluarga, dan orang-orang sekitar kita dari kesalahan dunia, sehingga nanti terhindar dari azab Allah di hari kemudian,. Amin ya robbal alamin,...

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts