Hubungan yang dipisahkan jarak
     Desember 2011, bulan yang boleh dikatakan bulan ke 4 saat kebersamaan itu harus terhalangi oleh jarak dan waktu. Tepatnya bulan juli akhir, kebersamaan kami pun harus berakhir untuk sementara. Perpisahan ini bukan berarti pisah untuk selama-lamanya, namun hanya perpisahan dalam waktu yang tidak lama, mudah-mudahan dalam 2 tahun ini kami bisa menyelesaikan pendidikan kami sehingga kami bisa bertemu lagi, bisa berbagi cerita lagi dalam waktu yang lama tanpa harus memikirkan berapa uang yang harus kami keluarkan.

         Yah,,.. sebut saja LDR, sebuah singkatan dari kata Long Distance Relationship,. yaitu suatu hubungan yang dijalankan dengan jarak yang cukup jauh, butuh berhari-hari untuk bertemu, atau butuh biaya besar untuk bisa ketemu, yang hanya bisa berkomunikasi antara satu sama lain dengan SMSan, telponan, chattingan, atau, yang paling besar adalah cuma bisa kontak batin.



         Sejak hari itu dimana kami memutuskan untuk memilih tempat dan jenis pendidikan yang berbeda, dan di hari itu lah kami mulai menjalani LDR tersebut. Aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana ku di IPB, sedangkan dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana nya di UGM. Jogja Bogor mungkin sebagian orang bukanlah jarak yang jauh karena mereka bisa saja tiap minggu, atau bahkan 3 hari sekali bisa saling mengunjungi, baik dengan menggunakan kendaraan pribadi atau bahkan dengan menggunakan pesawat. Tapi bagi kami, jogja bogor merupakan jarak yang cukup jauh untuk ditempuh dalam waktu tersebut. Kami belum memiliki suatu pekerjaan, belum punya penghasilan, ya boleh dikatakan masih "minta duit" sama orang tua. Tentu itu adalah masalah besar bagi kami sehingga itu merupakan sebagai penghalang bagi kami untuk bisa berjumpa dalam waktu dekat.


        Jangan tanyakan apakah rasa rindu itu gimana, karena sudah tentu rasa rindu tersebut sangat besar dan boleh dikatakan kehampaan dalam menjalani rutinitas hidup ini. Dulu waktu kami masih menjalani kehidupan bersama, sewaktu kami masih di bangku kuliah yang sama, kelas yang sama, serta jadwal kegiatan rutin yang hampir sama, kami selalu membagi waktu dengan baik. Kami selalu pergi bersama-sama kemana pun kami pergi. Namun saat ini, kami harus menjalani hidup ini sendiri, tanpa harus ada dia atau aku dalam menjalani hidup ini.

         Untung saja kami memiliki kesibukan yang luar biasa sehingga pikiran yang boleh dikatakan "ngayal" jadi berkurang. Alhasil kami pun bisa menghadapi aktivitas seharian ini dengan disibukkan oleh jadwal kuliah yang bertubi-tubi, tugas yang menggunung, pikiran akan tesis, belum lagi jurnal, buku yang kebanyakan bahasa inggris, dan banyak lagi kegiatan yang harus menguras tenaga dan pikiran sehingga kami pun tidak begitu merasakan sedihnya perpisahan ini.

         Demi masa depan kami, keluarga, serta kemajuan pendidikan khususnya di tempat kami belajar dulu agar tidak ada generasi yang boleh dikatakan "sedangkal" kami ilmunya. Yah,..itu lah yang selalu menyemangati kami untuk melawan rasa sedih yang sering datang ketika kami tidak lagi sibuk.  Ada banyak mitos bahwa LDR itu banyak yang tidak berhasil, tapi bagi aku pribadi, itu masalah bagi individu yang bersangkutan. Menjaga komunikasi antara satu sama lain adalah kunci utama dalam menjalin suatu hubungan. Jarak bukan berarti waktu yang kita miliki harus berjarak pula, tentu tidak. Sekarang banyak kemajuan teknologi yang bisa kita manfaatkan untuk terus menjalin komunikasi antara satu sama lain. Dan kunci satu lagi adalah memberikan suatu kepercayaan kepada pasangan kita bahwa apa yang dia lakukan tidak akan merusak hubungan yang kita jalin.

         Dunia kampus terasa lebih sulit bagi individu yang melakukan suatu LDR. Sudah tentu bahwa banyak godaan dan halangan yang melintang. Banyak orang yang lebih baik atau lebih dari pasangan kita. Apalagi kampus besar seperti UGM dan IPB. Kepercayaan akan pasangan kita merupakan suatu hal yang juga dinilai sangat penting di jaga karena sudah tentu pasangan kita akan memiliki teman yang berjenis kelamin berbeda. Kalau kita terlalu protektif sama pasangan kita, kita tidak akan tenang, dan lama kelamaan yang akan kita hadapi adalah suatu pertengkaran yang sebenarnya sesuatu yang tidak ada, tidak pasti atau hanya sekedar perasaan yang berlebihan yang lama-lama akan menyebabkan kecemburuan yang berlebih dan lama-lama komunikasi akan semakin lemah dan tentu besar kemungkinan adalah pisah.

          kawan, aku bercerita disini bukan berarti mau mengajari pembaca yang budiman, namun hanya ingin berbagi cerita dan berbagi pengalaman. mudah-mudahan ini akan bermanfaat baik bagi pasangan biasa atau bagi pasangan yang sudah menjalin ikatan suami istri.



"Masa depan kita ada di sana, ayo kita kejar, biarlah sekarang kita berpisah, 
nanti kita akan bertemu dan berkumpul lagi...... 




0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts