Menjadi tenaga pendidik memang merupakan pekerjaan yang amat mulia, karena pekerjaan tersebut bukan hanya untuk mencari kehidupan dunia, tapi juga bermanfaat untuk akhirat. Salah satu amalan yang tidak terputus adalah memberikan ilmu yang bermanfaat. Selama ilmu yang kita berikan ke yang lain dan digunakan dan bermanfaat bagi orang tersebut, pahalanya akan terus menerus mengalir, Insyaallah. Itulah kenapa jurusan pendidikan yang berada di berbagai universitas di Indonesia sekarang ini masih menjadi daya tarik yang besar bagi sebagian calon mahasiswa.

Mungkin banyak orang yang mengatakan bahwa pekerjaan ini enak dan memiliki resiko yang kecil. Tapi sebenarnya pekerjaan ini adalah pekerjaan yang amat besar resikonya karena baik dan tidaknya anak didik adalah salah satu hasil dari pekerjaan ini. Banyak tenaga pendidik yang "tidak memahami" makna pekerjaan ini. Mereka bekerja hanya demi mendapatkan uang, tidak memperhitungkan pahala yang akan didapat. Selain itu pula, banyak pula pendidik yang suka berkata kasar, berprilaku kasar, dan tidak memberikan contoh yang baik pada anak didiknya. Banyak peserta didik yang menjadi pendiam, penakut, dan lain sebagainya akibat perbuatan tenaga pendidik tersebut atau dengan bahasa lainnya adalah "terbunuhnya karakter peserta didik". 

Perbuatan kasar, perkataan kasar, bahkan kadang tidak disadari pendidik berkumpul dan bercerita kepada rekan pendidik yang lain dan berkata bahwa si A itu bodoh, bandel, kurang ajar, dan lain sebagainya. Tapi sadarkan bahwa perkataan itu adalah doa untuk si anak tersebut. Mungkin banyak yang belum menyadari akan pentingnya peranan seorang pendidik tersebut, bahkan ada orang bijak yang mengatakan bahwa seorang tenaga pendidik yang berhasil itu adalah tenaga pendidik yang dapat mengubah perilaku seorang anak yang bandel, bodoh, dan lain sebagainya menjadi anak yang baik, sukses, pintar dan lain sebagainya. Tapi kalau hanya mengubah anak pintar menjadi semakin pintar, itu belum dikatakan sukses. Ntah la,. kata-kata itu bisa dikatakan benar jika kita memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. 

Banyak pula contoh sederhana yang kadang tanpa disadari dapat membunuh karakter anak didik. Memberi nilai yang tidak adil, atau memberi nilai tanpa pertimbangan yang baik dan matang juga merupakan salah satu kegiatan yang dapat membunuh karakter anak didik. Ingat, tiap yang kita perbuat kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Ketika kita memberi nilai rendah, kita harus siap ditanya kenapa rendah, begitu pula kalau kita memberi nilai tinggi, kita pun harus siap ditanya oleh malaikat saat di hari akhir kelak. Semoga para pendidik di negara ini semakin memahami hakikat jadi seorang pengajar. Pengajar yang bukan mengejar uang, tapi pengajar yang belajar mengajar, mendidik, dan memberi contoh yang baik.

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts