"Dampak Besar Memuji"

Memuji adalah kegiatan yang sebenarnya mudah untuk dilakukan, tetapi sangat sulit untuk dilakukan. Jujur saja, kita semua sangat suka untuk dipuji, bahkan ada sebagian besar orang yang boleh dikatakan "gila pujian". Akan tetapi, memberikan pujian amat sangat sulit untuk dilakukan. Bagi sebagian besar orang, ketika memuji, ada anggapan akan menurunkan harga dirinya, karena dengan memuji, kita mengakui kelebihan yang ada pada orang tersebut. Tapi sebenarnya anggapan itu salah, ketika ada sesuatu yang layak untuk dipuji, sudah sepantasnya kita memuji, jangan gengsi untuk memuji, terlebih lagi memuji anak sendiri. 

Banyak kasus di dunia ini dimana anak sering merasa kesepian, anak merasa tidak pernah dihargai, anak merasa dunianya sangat jauh dari orang tuanya, dan banyak lagi perasaan anak yang kerap kali timbul akibat kedekatan dengan kedua orang tuanya yang tidak hangat. Sebagai contoh, ketika anak mendapatkan prestasi, amat jarang orang tua yang menghargai prestasi yang didapat anak tersebut secara langsung, misal dengan memberikan senyuman sambil berkata "selamat ya nak atas prestasinya", atau bahkan memberikan hadiah atas prestasi tersebut. Lebih parah lagi, ketika anak mendapatkan hasil belajar yang kurang memuaskan, orang tua sering kali memarahi anak tanpa ingin tau kenapa hal ini bisa terjadi. Orang tua lebih sering mengkondisikan sesuatu sesuai dengan keadaan yang pernah ia lalui, padahal dunia orang tua dengan dunia anak itu berbeda. Hal yang berbeda akan terjadi ketika kita mencoba mencari tau kenapa hal ini terjadi dengan nada yang baik, bahkan kita memberi apresiasi kepada anak kita itu dengan penuh semangat. Misal, nilai belajar anak kita hanya 45 dari 100 poin, cara yang umum yang diberikan orang tua adalah memarahi, kenapa dapat nilai hanya 45 dari 100, dan pada akhirnya, anak merasa kecewa dan tertekan, dan kadang tidak jarang itu membuat anak menjadi semakin malas. Tetapi ketika kita mengubah cara pandang dengan mengatakan seperti ini, "wah, anak bapak/ibu hebat, meskipun dapat nilai 45, tapi ini adalah prestasi, ini adalah hasil yang terbaik yang Allah berikan kepada mu nak, bapak/ibu percaya, kamu pasti sudah berusaha keras bagaimana menghadapi ujian kali ini, ibu "PERCAYA" kalau kamu pasti mengerjakannya dengan serius, tapi itu lah nah hidup, ada ujian, dari ujian itu kita bisa tau sebatas mana kemampuan yang kita miliki, insyaallah kalau kamu giat lagi, kamu bisa dapat lebih dari ini, ibu/bapak "PERCAYA" pada mu. Lihat lah apa yang akan terjadi, kata "PERCAYA" tadi adalah kunci dari perubahan anak, kita tidak perlu marah, kita tidak perlu menghukum, kita tidak perlu membanding-bandingkan dengan orang lain, kita cukup memuji dan memberikan kata kunci kepada kepada anak kita, sehingga dia akan lebih baik lagi, dia akan lebih giat lagi.

Coba kita renungkan, ketika anak kita masih kecil, ketika masih belajar duduk, ketika masih belajar berdiri, ketika belajar bicara, tiap dia salah, tiap dia jatuh, tiap dia keliru, apakah kita pernah memarahinya? Atau justru kita memujinya? Kebanyakan yang sering kita lakukan adalah memujinya, sambil bilang ayo terus, kamu bisa, bahkan tiap kesalahan yang dibuatnya, selalu ada tawa canda, selalu ada senyum lebar dari diri kita, lantas kemana perginya itu semua ketika anak kita sudah besar, sudah dewasa, dan ketika mereka melakukan kesalahan? Apakah ketika mereka sudah besar, mereka bukan lagi anak kita? Ketika mereka sudah mampu berdiri sendiri, apakah mereka sudah layak kita lepas begitu saja? Jawabannya "TIDAK". Mereka tetap anak kita, mereka tetap buah hati kita, mereka belum dewasa sebagaimana selayaknya diri kita. Puji lah mereka ketika mereka berprestasi, dukung mereka ketika mereka jatuh, rangkul mereka ketika mereka mulai terasa asing dengan diri kita, sebab mau bagaimana pun, mereka tetap anak kita, mereka tetap lah bayi kecil yang dulu mengisi hari-hari kita, mereka tetap lah menjadi alasan kita untuk cepat pulang ketika sedang kerja, mereka tetaplah pengobat ketika kita lelah, karena mereka anak kita. 

Puji mereka bukan ketika kita bersama dengan orang lain, tapi puji mereka saat kita bersama mereka, bersama anak-anak kita. Hal yang sering salah kita lakukan adalah memuji ketika kita bercerita dengan orang lain, tapi tidak pernah memuji saat kita bersama anak-anak kita. Jangan heran ketika kelak mereka merasa rumah bukanlah tempat bagi mereka untuk hidup, tapi mereka akan merasa bahwa rumah adalah hanya sebagai tempat tidur saja, selain itu, tidak ada. Insyaallah tidak akan terlambat untuk melakukan perubahan..

Terima kasih buat aba dan emak yang telah mengajari kami arti hidup, semoga kami kelak bisa seperti mereka, mendidik bukan hanya mendidik, tapi mengayomi dan memberi contoh yang baik buat kami,.
Mari kita kirimkan al-fatihah buat kedua orang tua kita, semoga kesehatan dan keselamatan selalu ada untuk mereka,. Amin Allahumma Amin,..


  
"Acara ulang tahun aba ke-60 sekaligus perpisahan
dengan MAN 4 Muaro Jambi"



0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.