Radikal bebas didefinisikan sebagai
suatu molekul, atom atau beberapa grup atom yang mempunyai satu atau lebih
elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Molekul atau atom tersebut
sangat labil dan mudah membentuk senyawa baru. Radikal bebas yang terdapat
dalam tubuh dapat berasal dari dalam (endogen) atau dari luar tubuh (eksogen).
Secara endogen, radikal bebas terbentuk sebagai respon normal dari rantai
peristiwa biokimia dalam tubuh (Muchtadi 2013).
Zadak et
al. (2009) menyatakan bahwa target utama serangan radikal di dalam tubuh
dapat berupa lipid, protein, karbohidrat, dan DNA sehingga dapat menyebabkan
gangguan pada berbagai bagian tubuh. Selain radikal bebas, dikenal juga dengan
istilah spesies oksigen reaktif (Reactive
Oxygen Species, ROS). Muchtadi (2013) menyatakan bahwa ROS adalah sebutan
bagi bermacam-macam molekul dan radikal bebas yang berasal dari molekul
oksigen. Lee et al. (2004) menyatakan
bahwa baik radikal bebas maupun senyawa ROS di dalam tubuh dapat menyebabkan
oksidasi lipid, oksidasi protein, DNA strand
break, modifikasi basa DNA, dan modulasi ekspresi genetik.
Devasagayam et
al. (2004) menjelaskan bahwa aktivitas antioksidan dalam menetralkan
radikal bebas dalam tubuh dapat berupa pencegahan terbentuknya ROS, penangkapan
radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh, serta perbaikan akibat kerusakan
tersebut. Mekanisme pencegahan ini melibatkan enzim superoksida dismutase (SOD)
yang dapat mengkatalisis dismutasi (proses oksidasi sekaligus reduksi)
superoksida menjadi H2O2 serta dapat mengkatalisis dan
juga dapat melarutkannya ke dalam air sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh.
Siswonoto (2008) dan Asni et al. (2009) menyatakan bahwa pengukuran radikal bebas secara
langsung sangat sulit dilakukan, oleh karena radikal bebas tidak menetap lama,
mempunyai waktu paruh yang pendek dan menghilang dalam hitungan detik. Berbagai
substansi biologis dikembangkan sebagai penanda biologis (biomarker) stres oksidatif. Substansi yang sudah dikenal dan banyak
dipakai sebagai penanda biologis peroksidasi
lipid dan stres oksidatif adalah malonaldehid (MDA).
Malonaldehid (MDA)
merupakan salah satu produk akhir peroksidasi lipid yang terbentuk setelah aksi
senyawa radikal, sehingga digunakan sebagai indikator keberadaan radikal bebas
dalam tubuh dan juga indikator kerusakan oksidatif membran sel (Astuti 2009).
MDA banyak didapatkan dalam sirkulasi dan merupakan produk utama hasil reaksi
radikal bebas dengan fosfolipid, diproduksi secara konstan sesuai dengan
proporsi peroksidasi lipid yang terjadi,
sehingga merupakan indikator yang baik untuk melihat kecepatan (rate) peroksidasi lipid in vivo
(Asni, et al 2009). Vizuet et al. (2009) menyatakan bahwa lipid
merupakan biomolekuler yang paling rentan terhadap serangan ROS dan akibat
proses lipoperoksidasi akan dihasilkan pembentukan melonaldehida (MDA).
0 comments:
Post a Comment