Makan, satu kata yang kalau boleh dibilang, adalah kata yang amat disukai oleh tiap orang. Lagi ngumpul dan ada makanan, tentu ngumpulnya jadi lebih asik. Ketika lagi suntuk, ada makanan, suntuknya jadi hilang. Apalagi kalau perut lagi lapar, pikiran ini tentu saja yang muncul adalah "Makan". Alangkah enaknya kalau kita bebas mau makan apa saja yang ada di depan mata. Tidak ada kata-kata "tidak boleh" untuk makan ini makan itu, tentu harapan kita adalah seperti itu. Tentu saja kata-kata "tidak boleh" ini bukan untuk sesuatu yang haram, tapi untuk semua yang halal. Kalau haram, jelas kita tidak boleh mengkonsumsinya.
"Kenangan di Poli Gizi RSUP M.Jamil Padang" Memberi konsultasi diet pada pasien |
Akan tetapi, permasalahan yang sering muncul akhir-akhir ini adalah banyaknya larangan yang dicap pada berbagai jenis bahan makanan yang notabenenya adalah halal untuk dimakan, tapi malah dilarang untuk dimakan. Kok bisa seperti itu? Beberapa hari yang lalu, saya berdiskusi dengan istri, kebetulan istri saya sama seperti saya, juga ahli gizi, tapi dia lebih spesifik ilmunya, yaitu gizi klinis. Singkat cerita kami berdiskusi tentang konsep larangan makan pagi orang-orang tertentu yang sedang mengalami masalah kesehatan. Sebut saja masalah makan makanan yang asin bagi penderita hipertensi. Di masyarakat, tentu sudah tidak asing lagi adanya larangan makan makanan yang asin bagi penderita hipertensi, sehingga banyak penderita hipertensi yang "merindukan" makan makanan yang asin.
Kata-kata "Rindu" ini bukanlah kata yang tanpa alasan saya utarakan di sini. Bayangkan saja, penderita hipertensi sudah "DIVONIS" tidak boleh makan makanan yang asin. Bayangkan apa rasa sayur tanpa garam? ---Hambar--- Padahal kondisi fisik dan tekanan darahnya saat itu adalah dalam kategori "NORMAL", tapi dia dilarang untuk makan sayur ataupun makanan lain dengan menggunakan garam. Oke lah kalau kondisi tersebut hanya berlangsung beberapa hari, mungkin masih bisa kita tahan, tapi bagaimana jika dia divonis tidak boleh makan garam selamanya?
Ada lagi contoh kasus orang yang menderita diabetes. Bagi orang yang menderita penyakit diabetes, tentu tidak asing lagi mendengar kata "Tidak Boleh Minum/Makan yang Manis". Untung saja yang dilarang hanya makan/minum yang manis, coba kalau lihat orang manis pun dilarang? (eeaaa.... upss, malah keluar dari koridor,.hehe... kembali ke laptop) Yups,. bagi penderita diabetes, sering sekali divonis tidak boleh makan/minum yang manis sehingga hidupnya tidak terasa manis lagi. (Eeeaaa,..hihihi). Bahkan ada juga yang lebih ekstrim lagi, banyak kasus yang saya dengar di masyarakat bahwa penderita diabetes tidak boleh makan santan, makan ayam, makan daging, makan kacang, makan telur, makan ikan, apalagi makan hati (Nah loo,..yang terakhir cuma bercanda,.hehe) makan-makanan lain yang bergizi dan enak-enak lainnya.
Lantas, bagaimana konsep pantangan dalam makan bagi orang-orang tertentu seperti pada orang yang menderita penyakit-penyakit seperti jantung, hipertensi, diabetes, gagal ginjal, dan lain sebagainya. Sebenarnya konsep Pantangan itu adalah bukan "TIDAK BOLEH SAMA SEKALI", namun jumlahnya saja yang dibatasi. Banyak yang salah tanggap di masyarakat tentang "VONIS" larangan ini, rata-rata orang yang divonis tersebut mendapat informasi pantangan ketika pulang berobat (Baik dari rumah sakit, poliklinik, ataupun puskesmas). Pola orang Indonesia, berobat itu ketika kondisinya sudah cukup "Parah" sehingga ketika melakukan konsultasi dengan dokter ataupun ahli gizi, banyak larangan mengkonsumsi bahan makanan tertentu. Dan parahnya lagi, larangan tersebut dianggap oleh pasien sebagai "Harga MATI dan Vonis PANTANGAN SEUMUR HIDUP". Sehingga setelah terapi ataupun melakukan pengobatan, banyak pasien yang takut untuk makan makanan yang biasanya dimakan.
Apakah konsep ini benar? Tentu saja konsep itu adalah salah. Ingat, yang dikatakan dalam aturan diet itu adalah "Tidak Ada Kata Tidak Boleh Sama Sekali". yang ada adalah kurangi jumlahnya. Kalau saya tidak salah, termasuk perbuatan dosa melarang sesuatu yang halal untuk dimakan. (Mohon koreksinya jika salah). Ketika tubuh sudah kembali normal, kita sudah bisa mengkonsumsi makanan yang ada asin-asinnya bagi penderita hipertensi, tapi dalam jumlah yang sedikit, kurangi saja penggunaan garam, bukan tidak sama sekali. Kita masih boleh makan/minum makanan yang manis bagi penderita diabetes, tapi kurangi jumlahnya, bukan tidak sama sekali. Pada kondisi tertentu, saat penderita hipertensi lagi tinggi tekanan darahnya, memang dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi bahan makanan yang menggunakan garam, tapi ketika kondisinya sudah normal, tentu sudah boleh lagi, asalkan jumlahnya dikurangi.
Ingat, untuk sehat, pengaturan "STRES" itu penting. Salah satu penyebab stres bagi orang-orang yang menderita penyakit adalah "TERLALU BANYAK PANTANGAN MAKAN" sehingga penderita tersebut menjadi terus menerus tertekan psikisnya. Sehingga kondisi tubuh semakin lama semakin menurun. Atur pola hidup, atur pola makan, jaga kesehatan, lakukan aktivitas fisik secara teratur, dan tentu tingkatkan terus ibadah,. Insya Allah tubuh akan sehat. Kenali penyakit, kenali sifat dan kandungan bahan makanan, kontrol emosi, dan jangan terlalu terbebani dengan penyakit, itu adalah kunci hidup sehat bagi orang-orang yang telah divonis menderita penyakit-penyakit tertentu.
0 comments:
Post a Comment