Pencernaan dan Penyerapan Zat Gizi

Sistem Pencernaan dan Penyerapan Tubuh Manusia
(sumber : teachers.concordiashanghai.org)
Pencernaan secara sederhana adalah proses mengubah ukuran bahan makanan dari bentuk yang komplek menjadi bentuk yang lebih sederhana agar mudah diserap di dalam tubuh. Ada dua jenis pencernaan, yaitu pencernaan secara kimiawi dan secara mekanis. Pencernaan secara kimiawi merupakan proses pencernaan yang melibatkan berbagai jenis enzim pencernaan baik yang berada di mulut, lambung, serta usus halus. Sedangkan proses pencernaan yang dilakukan secara mekanis meliputi proses mengunyah dan gerakan peristaltik. 

Ketika kita mengkonsumsi bahan makanan, dari dalam mulut sudah terjadi proses pencernaan yang meliputi proses mengunyah dan ketika bahan makanan tersebut dilumuri oleh saliva, ada pula beberapa enzim yang mulai bekerja memecah komponen gizi makro yaitu karbohidrat dan lemak yang dilakukan oleh enzim amilase dan lipase lingual. Didalam mulut komponen gizi makro tersebut memang belum sampai membentuk senyawa paling sederhananya, tapi struktur dari karbohidrat dan lemak sudah mulai terbuka dan sedikit demi sedikit sudah mulai terpotong akibat kerja kedua enzim tersebut. Sementara itu, komponen gizi makro lainnya, protein, tidak mengalami proses pemecahan struktur molekulnya yang disebabkan di dalam mulut tidak ada enzim protease yang dapat memecah protein. Didalam mulut, sangat diharapkan mengunyah dalam waktu yang lama, dalam Islam dianjurkan 32 kali, hal ini guna membantu mempercepat proses pencernaan yang nantinya terjadi di dalam lambung dan usus halus. Jika kita mengunyah dalam waktu yang lama, ukuran makanan akan lebih kecil sehingga nantinya enzim baik yang terdapat dalam mulut, lambung dan usus halus akan mudah bekerja sehingga proses penyerapan semua zat gizi tersebut akan lebih maksimal.

Setelah dari mulut, makanan tersebut akan masuk ke lambung melalui saluran panjang yang bernama esophagus. Panjang esophagus lebih kurang 25 cm yang menghubungkan mulut dan lambung. Pergerakan makanan melewati esophagus melalui gerakan peristaltik. Pada bagian ujung esophagus terdapat katup yang disebut dengan sprinchter yang mencegah makanan balik kembali menuju mulut. Ketika bahan makanan berada dalam lambung, bahan makanan tersebut telah dibungkus dengan cairan saliva yang disebut dengan chyme.  Masuknya makanan tersebut ke dalam lambung menyebabkan lambung bergerak kontraksi dan relaksasi yang menyebabkan bahan makanan tersebut seperti digilas dan dikecilkan ukurannya. Adanya bahan makanan tersebut di dalam lambung, menstimulir pelepasan hormon gastrin sehingga terjadinya pelepasan HCL pada mukosa lambung yang menyebabkan suasana dalam lambung menjadi sangat asam. Kondisi asam ini menyebabkan komponen gizi makro berupa protein akan terurai atau terbuka struktur 3 dimensinya sehingga ketika berbagai enzim protease yang terdapat dalam usus halus nanti dapat bekerja dengan baik memecah protein menjadi asam amino. 

Setelah diasamkan di dalam lambung, bahan makanan tadi disalurkan ke dalam usus halus untuk dipecah menjadi struktur molekul paling sederhana seperti asam amino, asam lemak, dan gula sederhana seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Di dalam usus halus, ada beberapa jenis enzim yang bekerja memecah komponen gizi makro, yaitu enzim protease, enzim lipase, dan enzim amilase. Ketiga jenis jenis utama ini akan memecah karbohidrat, lemak dan protein. Sekitar 90-95 % komponen sederhana gizi diserap di dalam usus halus. Penyerapan zat gizi ini terjadi pada dinding usus halus tepatnya pada mikro villi. Mekanisme penyerapan zat gizi ke dalam dinding usus halus melalui 3 cara, yaitu difusi, osmosis, dan transpor aktif. Difusi adalah proses lewatnya zat gizi melalui membran dari konsentrasi tinggi ke yang lebih rendah, proses ini tidak membutuhkan energi atau carier karena akan masuk begitu saja jika konsentrasi di dalam usus halus lebih tinggi dibandingkan dibagian dinding dalam usus halus. Osmosis merupakan proses keluar-masuknya cairan ke dalam sel untuk menjaga keseimbangan isi antara sel dan lingkungan, sedangkan transpor aktif merupakan proses pemindahan senyawa melalui sel membran, proses ini menggunakan energi dan protein carier spesifik tempat masuknya senyawa tersebut. Setelah komponen sederhana tadi masuk ke dalam usus halus, semua senyawa tadi langsung dibawa ke dalam aliran darah dan dibawa ke seluruh sel dalam tubuh kita.

Sisa pencernaan dan penyerapan yang tidak dapat diserap pada usus halus akan dibawa menuju usus besar. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyerap air, Na, dan elektrolit lainnya. Penyerapan air terjadi hingga memadat dan membentuk feses. Jika tubuh kita kekurangan serat, maka feses yang terbentuk akan sangat keras, hal ini disebabkan fungsi dari serat di dalam usus besar adalah untuk menahan air agar menjaga tekstur feses lembut dan tidak keras. Perlu diketahui, serat tidak dapat diserap oleh tubuh kita. Meskipun tidak dapat diserap, serat sangat berguna bagi tubuh kita, selain untuk menjaga tekstur feses, serat juga berfungsi sebagai makanan bagi mikroorganisme di dalam usus besar kita.Saluran usus besar tubuh manusia biasanya terdiri dari sekitar 150 spesies bakteri, umumnya bersifat anaerobik.Pada periode pemadatan feses dalam usus besar, terjadi aktivitas bakteri yang menghasilkan beberapa produk diantaranya gas, termasuk amoniak, CO2, H2, methan ; asam laktat dan asam asetat ; serta senyawa indol dan fenol yang bersifat toksik bagi tubuh kita. 

Begitulah secara sederhana mekanisme pencernaan dan penyerapan yang terjadi di dalam tubuh kita. Jika kita lihat secara lebih dalam lagi, kita tidak dapat mengatur berbagai proses tersebut. Secara alami tubuh kita telah mengenal dan mengetahui apa yang harus dilakukannya. Sesungguhnya itu adalah kuasa dari yang maha kuasa. Tiada Tuhan Selain Allah,..

Semoga bermanfaat,..





.





0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.