Tau kah ternyata masalah utama yang dihadapi oleh para remaja sekarang ini adalah cinta. Ketika seorang anak sudah menginjak usia remaja, biasanya kisaran umur 12 tahun ke atas, timbulnya hasrat untuk mengenal lawan jenis semakin lama semakin kuat hingga usia dewasa. Nah, yang perlu diperhatikan adalah pada saat usia remaja tersebut, diperlukannya kemampuan untuk mengatur diri dan emosi dalam menghadapi masalah cinta tersebut. Sebagian besar anak, bahkan mungkin sekitar 90 persen remaja mengenal arti kata "cinta" bukan berasal dari keluarga terdekat seperti kedua orang tua maupun saudara. Akan tetapi mereka mengenal makna cinta dari lingkungan sekitar mereka.
Ilustrasi Cintanya Remaja |
Pergaulan sehari-hari bersama rekan sejawat merupakan sumber utama bagi para remaja untuk mengenal dan mengerti akan cinta. Padahal seharusnya yang mengenalkan kepada remaja tentang cinta adalah berasal dari keluarga. Masalah cinta memang sedikit tabu di kalangan masyarakat kita. Keterbukaan sebuah keluarga untuk mengenalkan akan arti cinta yang sebenarnya kepada anggota keluarga dirasa sangat minim, padahal untuk mengenal arti cinta itu butuh sikap dan pemikiran yang dewasa. Masalah cinta bukanlah suatu masalah yang sederhana, gampang, dan main-main. Bayangan kelam ketika muda, akan mempengaruhi sikap dan perilaku ketika dewasa, begitupun sebaliknya.
Banyaknya trauma akibat kegagalan mengenal arti cinta pada saat remaja membuat banyak orang dewasa yang takut untuk mengenal cinta lagi (Bahasa populer sekarang ini adalah sulit untuk move on). Padahal sebenarnya trauma yang dialami tersebut jika dulunya diatasi dengan bijak, tentu bukan menjadi masalah, namun karena pada waktu itu mereka memecahkan masalah tersebut dengan caranya sendiri, atau dengan solusi yang diberikan oleh rekannya (kebanyakan seumuran) yang masih belum memiliki pemikiran dewasa dan minim pengalaman, membuat mereka mengambil keputusan yang amat kurang dewasa dan cenderung bersifat memaksakan kehendaknya kepada pasangannya.
Dampak negatif dari cinta yang tak berarah pada remaja sekarang ini sudah sangat memprihatinkan. Sebut saja contoh video mesum yang dilakukan oleh anak usia sekolah yang baru-baru ini muncul di dunia maya. Bagaimana bisa anak yang masih berada pada usia belia tersebut bisa melakukan hubungan yang melampaui batas. Lantas kalau seperti ini, siapa yang salah? Jawabannya adalah orang tua. Orang tua lah yang harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada anaknya. Kurangnya perhatian yang diberikan orang tua ke anak, membuat anak mencari perhatian dari luar keluarga, seperti teman dekatnya. Anak lebih merasa nyaman untuk bercerita dan meminta pendapat kepada teman dekatnya ketimbang dari orang tuanya atau saudaranya. Perasaan lebih nyaman tersebut lah yang mendasari rasa ingin memiliki dan berhak atas temannya tersebut sehingga rasa malu yang seharusnya besar, malah hilang. Alhasil, apa yang dilakukan oleh pelajar SMP yang baru-baru ini terjadi merupakan contoh nyata bahwa rasa nyaman dan malu tersebut sudah hilang.
Ada banyak lagi dampak negatif dari pengenalan makna cinta yang salah dari anak remaja, seperti budaya remaja sekarang yang suka mempermainkan pasangannya, budaya selingkuh, atau pun budaya penyimpangan seks. Dampak negatif yang ditimbulkan tersebut akan terus menerus tumbuh terpelihara jika tidak diperbaiki dengan baik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesalahan tersebut dan sikap saling keterbukaan dengan anggota keluarga merupakan kunci dari permasalahan tersebut. Sudah seharusnya orang tua menjadi sumber informasi yang pertama tentang cinta, mereka harus menjelaskan dengan jelas bahwa urusan cinta itu bukan hanya sebatas memiliki, menyayangi dan mencintai, namun ada bentuk tanggung jawab yang besar dibalik itu semua dan tanggung jawab tersebut tidak dapat diwakili oleh satu pihak saja, namun merupakan tanggung jawab dari kedua belah pihak. Orang tua harus mengerti akan kebutuhan anak, sehingga anak tidak mencari kenyamanan bercerita tentang permasalahan yang dihadapinya kepada orang lain. Orang tua atau pun saudara yang berada di rumah haruslah bisa menjadi sahabat bagi para remaja tersebut hingga mereka tau akan apa itu tanggung jawab dan apa itu bersikap dewasa.
Ingat, bukannya anak itu merupakan titipan dari Allah yang diberikan kepada orang tua, dan apa yang dilakukan oleh anak, merupakan cerminan dari apa yang ada pada orang tuanya. Selain itu, kita pula sebagai anak, harus juga bisa menjaga kehormatan orang tua kita. Jangan lah melakukan kebodohan yang didasari atas nama CINTA, kalau belum tau dampak besar yang ditimbulkan dari cinta tersebut.
0 comments:
Post a Comment