Perkembangan kampung yang ironis,.

    Sebelumnya lagu yang dinyanyikan oleh seorang penyanyi ternama "Iwan Fals" yang berjudul "Ujung aspal pondok gede" hanyalah sebuah lagu yang dinyanyikan dan makna yang tersirat dalam lagu itu pun kurang terasa dalam jiwa ini, karena aku pikir ini adalah lagu ungkapan perasaan warga jakarta khususnya yang tinggal di daerah pondok gede yang terasingkan secara sendiri dari daerah asalnya. Mereka keluar dari daerah sana akibat kemajuan daerah, pembangunan disana sini, serta tergiur dengan harga tanah yang amat mahal sehingga banyak yang menjual lahan tanah mereka kepada orang lain tanpa memikirkan gimana nasib anak cucu mereka sendiri yang bakal hidup di zaman yang akan datang.

    Sekarang ketika aku mendengar lagu tersebut, sedikit demi sedikit terbayang dalam pikiran ini tentang kampung halaman yang sangat aku banggakan dan aku cintai, Talang Duku. Yah,.ironis sudah ketika aku melihat dimana-mana berdiri perusahaan yang tinggi dan besar, dengan suara yang bising, polusi udara, jalan yang hancur dan berdebu, serta yang paling parah lagi, banyak warga di tempat aku tinggal tidak bisa menikmati begitu banyaknya lahan pekerjaan yang tersedia di kampung sendiri. 

    Dapat dikatakan bahwa banyaknya industri ditempat tinggal ku, tapi malah tidak membawa kemakmuran bagi masyarakat yang berada di sekitar industri tersebut. Sekarang keprihatinan tersebut semakin diperparah dengan banyaknya industri yang seharusnya tidak berada di lingkungan warga, tapi malah berdiri industri yang besar yang banyak menyebabkan polusi udara dan membuat kehidupan warga terganggu. 

   Lahan pekerjaan banyak, tapi malah kemakmuran warga tidak terjamin, alhasil, banyak warga yang mencari solusi cepat dengan menjual harta berupa tanah dan lain sebagainya untuk menyambung hidup atau bahkan hanya untuk mencapai kepuasan batin berupa harta yang melimpah. Budaya saling sikut pun mulai tumbuh dan berkembang tanpa memperhatikan siapa yang disikut, siapa yang ditendang, dan siapa pula yang jadi lawan. Konon katanya kami ini semua bersaudara, satu keturunan, satu darah, dan satu keluarga yang besar hingga menjadi besar seperti sekarang ini. Tapi itu ternyata kisah zaman dulu. 

    Akibat masalah ekonomi pula, banyak yang berebut kekuasaan dengan menghalalkan berbagai macam cara. Tanpa memandang siapa yang jadi lawan, saudara atapun keluarga, semua disikat asal jalan menuju kekuasan di dapat. Semua berusaha mempertahankan diri, berjuang demi keluarganya masing-masing, demi golongan, bahkan demi kepuasan pribadinya sendiri. 

    Disisi lain, ada pula sebagian kelompok yang tujuan sebenarnya baik, membentuk suatu lembaga swadaya masyarak (LSM),  tapi malah berdirinya kelompok tersebut bukan mendukung kemajuan dan perkembangan kampung, tapi malah menjadi duri dalam daging, menjadi tumor dalam tubuh, menjadi inang yang menempel pada pohon yang terus menerus mengusik tempat dia berada. Aksi premanisme pun mulai berkembang, saling memaksa pihak lain, berusaha menggulingkan suatu kelompok, penyebaran fitnah dimana-mana, keterlibatan oknum aparat keamanan pun seperti oknun polisi, tentara, intel, bahkan preman-preman dari luar pun sudah mulai diajak untuk bekerja sama demi menggulingkan suatu kelompok.

    Meraka yang mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kampung pun menjadi musuh besar bagi sebagian kelompok, alhasil, sebagian orang yang mempunyai kemampuan tersebut menjadi malas dan lebih bersifat sebagai penonton dari jauh. Mereka yang punya otot kuat, yang berjiwa anarkis secara terus menerus memperkuat barisan untuk menggoyangkan kelompok yang lemah, kelompok yang lebih berlandasan akal pikiran, serta kecerdasan. 

    Generasi muda pun banyak yang menjadi garda terdepan ketika terjadinya perkelahian atapun terjadi suatu kecelakaan, tanpa berpikir logis mencari solusi damai. yah,..itu lah sekarang,.kekuatan dengan OTOT lebih ditonjolkan daripada kekuatan dengan OTAK.



Akankah isi bait lagu yang dinyanyikan oleh Iwan Fals tersebut akan terjadi di kampung halaman ku??
Waallahu a'lam bishowab,. 


1 comment:

Powered by Blogger.