Hari itu, seorang pemuda yang masih lajang mencoba untuk memberanikan diri bermain kerumah wanita pujaan hatinya. Dengan badan gugup, rasa takut dan keringat dingin (seperti biasa, ekspresi pertama kali datang kerumah lawan jenis dengan tujuan mengenalkan diri kepada orang tua lawan jenis tersebut), pemuda itu memberanikan diri untuk mampir sebentar kerumah sang wanita pujaan hatinya tersebut. Kedatangan pemuda itu disambut hangat oleh wanita pujaannya dan dengan senang sang wanita tersebut menyuruh untuk masuk dan duduk di ruang tamu. Tanpa canggung, pemuda tersebut masuk dan duduk di ruang tamu. Perasaan pemuda tersebut mulai berubah ketika orang tua (tepatnya ibu) dari wanita pujaan tersebut datang menghampiri. Dengan menunjukkan rasa hormat yang dalam, pemuda tersebut langsung menyalami ibu itu dengan mencium tangannya.

 Basa basi awal pembicaraan pun segera dimulai, seperti menanyakan nama, tinggal dimana dan asli mana. Dengan santai pemuda tersebut menjawab pertanyaan yang diberikan oleh ibu itu kepadanya. Melihat perbincangan tersebut semakin seru, sang wanita segera meninggalkan ruang tamu untuk mengambil air minum buat tamunya tersebut. Setibanya dibelakang, dia mendengar satu pertanyaan dari ibunya dengan sayup-sayup, "adek sekarang udah kerja atau masih kuliah?", dengan spontan dari belakang, sang pujaan hati pemuda tersebut menjawab dengan suara lantang, "Kakak itu sudah PNS lho mah".. Perkataan dari wanita tersebut terdengar hingga ke ruang tamu sehingga ibunya pun tertegun mendengar perkataan putrinya dan terlihatlah senyum lebar nan senang dari bibirnya sambil menatap pemuda tersebut.

Seperti itulah sedikit kronologis cerita yang saya dengar langsung dari salah seorang sahabat yang menceritakan kisah-kisah hidupnya sebelumnya. Dan ini adalah fakta, bukan hanya sebuah cerita yang tak pernah terjadi sebelumnya. Lupakan apa yang terjadi selanjutnya, tapi apa yang harus kita ambil pelajaran dari sepenggal kisah ini? Ya,..benar, memiliki pekerjaan itu merupakan hal yang amat sangat mendasar ketika kita berusaha mendekatkan diri atau mengenalkan diri kepada keluarga calon pendamping hidup. Sudah jelas bahwa tidak ada seorang pun orang tua yang ingin melihat anaknya hidup menderita di kemudian hari. Tanggung jawab orang tua itu sampai anak tersebut menikah, ketika ikrar sumpah setia dengan ijab kabul dilakukan, maka tanggung jawab orang tua terhadap anak akan segera dilimpahkan kepada suaminya. Dengan kata lain, hidup matinya anak tersebut, sudah menjadi tanggung jawab suami, bukan pada ayah dan ibu.

Orang tua akan dengan senang hati melepaskan tanggung jawabnya kepada orang yang sekiranya mampu membiayai kehidupan anaknya sampai ajal menjemput. Melihat begitu pentingnya memiliki pekerjaan, apapun pekerjaan, tidak hanya PNS, tetapi karyawan swasta, polisi, tentara, guru, ataupun apapun jenis pekerjaan yang dinilai mampu untuk menghidupi kehidupan anak perempuannya, tentu lah orang tua akan senang hati melepas tanggung jawabnya kepada orang tersebut. Akan tetapi pada kenyataannya, banyak para lelaki yang tidak berusaha maksimal untuk memantaskan diri dengan memiliki pekerjaan yang layak.

Coba kita lihat kehidupan remaja sekarang ini, dengan bangga memakai mobil ataupun motor milik orang tuanya wara wiri dengan sombong, melupakan kewajibannya untuk belajar dengan baik, malah asik pacaran, main, dan banyak aktivitas lain yang mengganggu tanggung jawab wajibnya, yaitu belajar dengan baik. Tentu mereka yang seperti ini ketika datang ke rumah wanita, boleh hampir 95 % akan ditolak oleh orang tua wanita tersebut, karena masih sekolah dan justru orang tua wanita tersebut akan melarang anaknya untuk bergaul lebih alias pacaran.

Jadi, perlunya persiapan diri untuk memantaskan diri menjadi orang hebat itu gunanya bukan hanya untuk pekerjaan dimasa depan, tetapi mencari pasangan hidup, karena lelaki baik itu akan mendapatkan wanita baik pula, pun sebaliknya.

Blog Archive

Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts