Alhamdulillah akhirnya listrik sudah kembali menyala. Setelah mati mulai jam setengah 2 tadi sore hingga kira-kira 15 menit yang lalu akhirnya hidup juga. Bermodalkan sebuah lampu casan yang daya terangnya cukup untuk beberapa meter saja, membuat saya dan kedua orang tua saya berkumpul di ruang tengah sambil bercerita dan menanyakan apa saja langkah-langkah kedepannya. Cukup lama berbincang sampai emak tertidur mendengar cerita yang saling berganti antara saya dan aba. Hingga sampai satu cerita yang dulu pernah diceritakan oleh aba sewaktu saya dan kedua abang saya masih kecil. Sebuah cerita yang aba dapat sewaktu beliau duduk di pondok pesantren tentang keinginan raja. 

Alkisah ada seorang raja yang amat kaya dan memiliki kekuasaan yang luar biasa besarnya. Bergelimang harta dan orang-orang yang patuh terhadap perintahnya membuat kehidupan raja menjadi sempurna. Hari demi hari terus berjalan hingga sang raja pun semakin tua dan timbul perasaan takut akan mati. Suatu hari sang raja mendapat ide jikalau dia nanti meninggal, dia ingin ada seseorang yang berani menemani dia di dalam kuburan setidaknya untuk membantu dia menjawab pertanyaan yang biasa ditanyakan oleh malaikat di dalam kubur. Setelah berbicara dengan istri, anak dan menantu bahkan cucu, dari semua keluarga beliau tidak ada satu orang pun yang bersedia menemani dalam kubur jikalau nanti dia meninggal. Merasa gagasannya tersebut tidak diterima dan malah ditolak oleh keluarga, sang raja akhirnya mengumpulkan semua petinggi kerajaan beserta prajurit terbaiknya untuk menceritakan idenya tersebut dan meminta jikalau ada yang berani, dia akan memberikan separuh harta dan kekuasaanya kepada orang tersebut. Tentu saja tidak selamanya raja minta ditemani oleh orang tersebut. Sang raja hanya meminta 3 hari saja ditemani di dalam kubur. Mendengar ide dari sang raja, semua orang yang hadir tidak ada satu pun yang bersedia menemani sang raja di dalam kubur. Sang raja pun kecewa dan akhirnya memerintahkan kepada petinggi kerajaan untuk mengumumkan kepada khalayak ramai agar ada orang yang bersedia menemani beliau nanti di dalam kubur dengan imbalan separuh harta dan wilayah kekuasaan akan menjadi miliknya. 

Meskipun sang raja terkenal dengan sifat yang arif dan bijaksana hingga banyak disukai dan disegani oleh masyarakat, namun tidak ada satu orang pun yang berani mengajukan diri untuk menemani raja tersebut jika nanti sang raja meninggal. Seluruh pelosok negeri telah tersebar dan tidak ada satu orang pun yang bersedia memenuhi permintaan sang raja. Berita itu pun akhirnya terdengar oleh satu keluarga yang hidup di pelosok negeri. Keluarga ini merupakan keluarga miskin yang mengandalkan hidup dari sebuah kapak yang digunakan untuk mencari kayu dan dijual ke orang lain. Mendengar berita tersebut, sang kepala keluarga memberanikan diri untuk menemani sang raja jikalau sang raja nanti meninggal. Dia ingin mengangkat kehidupan keluarganya menjadi lebih baik dari sekarang ini.

Sang raja pun senang mendengar kabar bahwa ada seorang yang bersedia untuk menemaninya nanti di dalam kubur jikalau dia meninggal. Sang kepala keluarga pun datang ke kerajaan dan menandatangani kesepakatan dengan raja dan disaksikan oleh petinggi kerajaan. Hari yang ditunggu tukang kayu pun tiba, terdengar kabar bahwa sang raja telah meninggal. Sang tukang kayu segera menyiapkan diri untuk menemani raja di dalam kubur selama tiga hari dan jikalau nanti malaikat bertanya, sang tukang kayu pun bisa membantu raja menjawab pertanyaan malaikat. Jenazah sang raja akhirnya dikebumikan bersama dengan tukang kayu. Dalam kondisi gelap gulita, tiba-tiba terdengar suara seperti sambaran petir yang menggelagar datang. Kaget bukan main tukang kayu tersebut mendengar suara tersebut. Tiba-tiba datang malaikat yang menghampirinya dan bertanya siapa dia. 

Malaikat tidak menanyakan satu pertanyaan pun pada sang raja. Malaikat malah bertanya kepada tukang kayu tersebut. Terjadilah perbincangan antara malaikat dengan tukang kayu tersebut. 
Malaikat bertanya:"Siapa kamu?" Tukang kayu menjawab "Saya si fulan",ditanya lagi "Kenapa kamu disini?" dijawab "saya menemani raja",ditanya lagi "kenapa ditemani?", dijawab,"saya ingin mengubah kehidupan saya agar lebih layak", ditanya lagi "Kamu kerja apa". dijawab "Saya tukang kayu", ditanya lagi "Kayu itu untuk apa?" dijawab "kayu tersebut untuk dijual", ditanya lagi "Dijual untuk apa?" dijawab "untuk makan sehari-hari", ditanya lagi "kamu makan untuk apa?" dijawab "untuk hidup", ditanya lagi "hidup kamu dipakai buat apa?", dijawab, "mencari nafkah untuk keluarga", ditanya lagi, "keluarga kamu siapa?", dijawab "saya punya seorang istri dan 3 orang anak", ditanya lagi, Bagaimana cara kamu bisa hidup?", dijawab, "dengan mencari kayu",ditanya lagi, "Pakai apa kamu mencari kayu?", dijawab, "pakai kapak", ditanya lagi, "Kapak itu dari apa?", dijawab, "Kapak itu dari besi", ditanya lagi, "Besi itu dapat dari mana?", dijawab lagi, "Saya beli dipasar", ditanya lagi, "kamu dapat uang dari mana?"... dan seterusnya dan seterusnya hingga 3 hari yang dijanjikan pun terlewati.

Pada hari ketiga, ketika kuburan sang raja dibongkar, orang yang datang bersorak senang melihat keadaan tukang kayu tersebut yang masih hidup walaupun terlihat sangat lemas dan memprihatinkan. Tiba lah sang tukang kayu dibawa ke kerajaan untuk diadakan acara penobatan atas keberaniaanya tersebut. Sang tukang kayu menolak dan bersikeras mau pulang. Tidak ada satu ucapan pun yang keluar dari mulut sang tukang kayu kecuali pulang, pulang dan pulang. Melihat keadaan tersebut, sang tukang kayu kayu diizinkan pulang. Sesampai di rumah, dia disambut oleh keluarganya dengan senyuman karena semua anggota keluarga sudah merasa akan memiliki harta dan wilayah kekuasaan yang besar dan banyak. Sang tukang kayu diam dan diam tanpa suara. Setelah 2 hari berlalu, tiba pula perwakilan dari kerajaan datang ke rumah tukang kayu untuk menyerahkan harta dan kekuasaan sesuai janji yang oleh raja. Melihat kedatangan pihak kerajaan, sang tukang kayu akhirnya menemui mereka ditemani oleh keluarganya. Sayup-sayup terdengar dari bibir tebal sang tukang kayu yang berkata "Silahkan kalian bawa kembali harta dan kekuasaan yang telah dijanjikan tersebut, aku tidak akan menerimanya, walaupun hanya sekeping emas". Sentak perkataan tersebut membuat semua orang terlebih istri dan ketiga anaknya kaget bukan main. Sang istri bertanya "Kenapa engkau tolak ini semua?", dengan bibir gemetar dia menjawab " 3 hari aku dalam kuburan menemani sang raja, belum tuntas pertanyaan yang diajukan malaikat kepada ku tentang kayu dan kapak, apakah engkau tega melihat aku nanti ketika aku mati diberi pertanyaan oleh malaikat kepada ku tentang harta dan kekuasaan yang aku miliki?" Diam dan diam,. tanpa kata dan suara satu pun terdengar mendengar ucapan dari sang tukang kayu tersebut.

Bayangkan, tukang kayu yang hanya memiliki harta berupa kapak dan mata pencaharian mencari kayu, selama 3 hari malaikat belum tuntas menanyakan itu semua, apalagi kita sekarang yang memiliki banyak titipan dari Allah? Malaikat waktu itu belum menanyakan istri dan anak, belum pula menanyakan umur selama ini digunakan untuk apa, dan tentu banyak lagi pertanyaan,.
Lah kita, sekarang ini, jangankan kapak, kita punya handphone, punya komputer, punya TV, punya radio, punya motor, mobil, rumah, uang, emas, perhiasan, teman, keluarga dan banyak lagi barang-barang yang kita miliki, Alhamdulillah kalau itu semua kita peroleh dengan cara yang halal, bayangkan jika kita mendapatkannya dengan cara yang haram??? Laahawla wala kuata illabillah,...

Semoga membuka mata kita agar tujuan hidup bukan dunia, tapi hidup ini adalah cara kita memantaskan diri untuk dapat masuk ke dalam surga yang di bawahnya dialiri oleh sungai yang airnya berupa air susu. Insyaallah,......    
aku benci politik....
Mungkin itulah kalimat yang cocok dengan apa yang aku rasakan tentang politik. Berawal dari keinginan untuk terjun ke dunia politik, banyak orang melakukan perbuatan yang sia-sia dan tidak masuk akal. Apalagi sekarang ini masih terasa aroma pemilihan anggota dewan. demi duduk di kursi terhormat, banyak harta yang dikorbankan, terutama tanah dan perhiasan. Untuk duduk di kursi DPRD Kab/kota, ada calon legislatif yang rela mengorbankan uang hingga 1,5 milyar, bahkan ada juga untuk duduk di DPR RI, menghabiskan dana hingga 3-4 milyar rupiah. Coba kita main hitung-hitungan dasar, 5 tahun x 12 bulan = 60 bulan, jika penghasilan pokok anggota dewan kabupaten/kota berkisar antara 12 juta/bulan, berarti selama 60 bulan, dia hanya akan mendapatkan total gaji sekitar Rp.720 juta. Jika dia menghabiskan dana kampanye sekitar 1.5 milyar, berarti uang yang terkumpul masih kurang sekitar Rp.780 juta rupiah. We Ou We,. WOW,. Tekor men.... (Win solution : Korupsi sebanyak mungkin untuk mengembalikan modal)

Sepintas saya mendengar perkataan seorang anggota dewan yang telah duduk di kursi DPR-RI yang mengatakan bahwa dia telah menghabiskan dana kampanye sekitar 3 milyar. Waktu itu pula dia diwawancarai oleh reporter tentang penghasilan pokoknya sekitar 30 juta rupiah, jika kita kalikan dengan 60 bulan, maka penghasilannya dalam 5 tahun adalah sebesar 1,8 milyar rupiah. Kita hitung lagi berapa kerugian yang dialami oleh orang tersebut dengan menghabiskan dana kampanye sekitar 3 milyar dan ternyata hasilnya adalah dia masih kekurangan sekitar 1,2 milyar rupiah lagi. Damn...

Detik news pada tanggal 9 januari 2014 memuat headline mengenai total caleg yang berebut sekitar 200 ribu orang yang memperebutkan sekitar 19 ribu kursi. Jika kita hitung secara sederhana, peluang tiap orang untuk menang dan duduk di kursi dewan tersebut adalah sekitar 19 ribu/200 ribu x 100 % adalah 9.5 %. We Ou We. (Bacanya : WOW). Dengan demikian, peluang untuk kalah adalah sekitar 90.5 %. Hal ini ibarat kita berjualan es cendol di kutub utara yang sudah dingin dan beku. Hanya ada orang yang kepingin minum cendol saja yang membeli es cendol yang kita jual tersebut. Jika kita hitung pula total anggaran dana kampanye para caleg tersebut, kita anggap saja rata-rata sekitar 500 juta/orang dan kali dengan 200 ribu caleg, aduh maaf, kalkulator saya sudah kehabisan angka melihat begitu banyaknya 0 yang tampil, hehe..

Lupakan dengan berapa banyak peserta, berapa banyak uang yang dikeluarkan dan berapa banyak anggaran yang telah dicanangkan, kita kembali ke dunia sistem politiknya. Menjadi politisi membuat orang menjadi gila dan menghalalkan berbagai macam cara supaya menang. Banyak keluarga besar yang terpecah karena dia tidak memberikan suaranya kepada keluarga yang mencalonkan diri. Kita dituntut untuk dewasa dalam memilih, memilih berdasarkan kemampuan dan pengalaman, memilih berdasarkan pendidikan yang dimiliki, tapi ketika ada keluarga yang kita tau betul keadaanya dan kita rasa tidak cocok untuk dipilih, dari sanalah muncul konflik dalam keluarga tersebut. Ada pula kawan dan sahabat yang telah lama membantu kita, namun karena duit yang tiba-tiba datang dalam jumlah besar, sekejap mata pula menjadi lawan. Dengan santai dia malah membela yang lain dan melupakan kawan. Ada pula dengan jabatan yang dimiliki, ancam mengancam jabatan terutama mereka yang duduk di pemerintahan, jika tidak memilih, jabatan melayang, pemindahan tempat kerja, bahkan ada pula yang dikucilkan dari komunitasnya sendiri. Damn,.i hate it.

Siapa yang salah dengan apa yang telah terjadi dengan bangsa ini? Kita lah jawabannya. Kita merasa tidak suka jika yang memimpin negara ini hanya dari keluarga dan rekannya saja, tapi ketika ada orang yang kita kenal duduk di suatu jabatan, kita justru membanggakan jabatan orang tersebut, dan kadang meminta bantuan atas kekuasaannya tersebut agar anak, cucu, sepupu, ponakan, atau siapalah untuk duduk di kursi tertentu. Lantas apa bedanya kita dengan mereka?? nothing.... Kebanyakan orang berbuat dan membantu bukan berdasarkan kemampuan, profesionalisme, atau pendidikan, tapi mereka membantu demi kehidupan mereka sendiri, agar mereka dapat hidup layak, agar mereka nanti ketika mengalami kesulitan, mereka akan dengan mudah meminta bantuan dari orang tersebut berdasarkan kekuasaan yang dimiliki orang tersebut. Damn,. i hate politic...

Sering terdengar di telinga ini bahwa sistem demokrasi yang kita anut ini telah gagal, bahkan di negara asalnya pun telah gagal, namun apa, mereka cuma bisa berkomentar dan mengeluarkan celetukan dan tidak dibarengi dengan alternatif lain yang masuk akal. Seketika aku pun merindukan untuk hidup dan merasakan sistem pemerintahan yang dibawa oleh rasul dan para khalifah, aku merindukan sosok rasul yang begitu arif, bijaksana, tegas, dan selalu dibimbing oleh Allah. Aku pun merindukan sistem pemerintahan yang dipimpin oleh abu bakar yang begitu arif dalam mengambil keputusan, begitu pula dengan umar yang begitu tegas mengatakan mana yang benar dan salah. 

Ya Allah, hapuskanlah orang-orang yang zalim dari negeri ini, jangan engkau biarkan negara, provinsi, kabupaten, ataupun kampung kami dipimpin dan dikuasai oleh orang-orang zalim,. buka lah pemikiran orang-orang untuk dapat menegakkan mana yang khak, dan mana pula yang batil., amin...
Flavonoid adalah suatu golongan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman. Isoflavon termasuk dalam golongan flavonoid dan merupakan bagian dari kelompok terbesar dalam golongan tersebut. Muchtadi (2012) menyatakan bahwa isoflavon merupakan senyawa polifenol yang dapat memperlihatkan peranan seperti estrogen, sehingga seringkali disebut sebagai “fitoestrogen”, yaitu senyawa yang mempunyai aktivitas estrogenik tetapi berasal dari tanaman. Isoflavon juga mempunyai kemampuan sebagai antioksidan. Kacang-kacangan, khususnya kedelai, merupakan sumber utama isoflavon bagi manusia. Kedelai mengandung 12 macam isoflavon, yang terdapat dalam bentuk glukosida (terikat pada molekul gula) dan bentuk aglikon (tidak mengikat gula). Proses pencernaan atau fermentasi kedelai atau hidrolisis enzimatis akan melepaskan molekul gula dari isoflavon glukosida, menghasilkan isoflavon aglikon. 

Muchtadi (2012) menjelaskan bahwa kedelai mengandung dua jenis isoflavon utama yaitu genistein dan daidzein, ditambah satu jenis isoflavon minor yaitu glisitein. Kandungan isoflavon produk olahan kedelai bervariasi dan dipengaruhi bukan saja oleh jenis (kultivar) kedelai yang digunakan, tetapi juga oleh proses pengolahannya. Kemungkinan selama pengolahan kedelai ada beberapa bagian isoflavon yang hilang (terbuang) atau rusak akibat proses pemanasan.Astawan (2008) menyatakan bahwa pada tempe, selain terdapat ketiga jenis isoflavon tersebut, terdapat juga antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat dibandingkan isoflavon lain dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium. Isoflavon pada olahan kedelai non fermentasi umumnya berada dalam bentuk glikosida, yaitu 64 persen genistin, 23 persen daidzin, dan 13 persen glisetin. 

Pada produk fermentasi kedelai, seperti tempe dan miso, isoflavon umumnya berbentuk bebas (aglikon), yaitu genistein, daidzein, dan glisetein.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti (1999) dan Unitly (2008), kandungan isoflavon tepung tempe lebih tinggi dibandingkan tepung kedelai. Isoflavon yang dominan yang terdapat pada tepung kedelai dan tepung tempe adalah jenis daidzein dan genistein. Terjadinya proses hidrolisis enzimatis pada saat perendaman kedelai dan hidrolisis enzimatik pada saat perendaman dan fermentasi kedelai dalam proses pembuatan tempe diduga mengubah distribusi isomer aglikon daidzein dan genistein, sehingga menyebabkan perbedaan kandungan isoflavon aglikon yang terdapat di dalamnya.Astawan (2008) menyatakan bahwa berdasarkan data penelitian pada hewan coba menunjukkan bahwa konsumsi isoflavon yang berlebihan juga tidak disarankan pada manusia, karena berpengaruh negatif terhadap kesuburan. 

Kelebihan konsumsi umumnya akan terjadi ketika mengonsumsi isolat isoflavon murni. Jika konsumsi isoflavon dilakukan secara alami, maka kecil kemungkinan untuk terjadi kelebihan konsumsi. Oleh karena itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari konsumsi kedelai dan produk olahannya. Data konsumsi isoflavon untuk penduduk indonesia belum pernah dipublikasi. Beberapa ahli menyarankan agar konsumsi isoflavon per hari adalah 30 – 40 mg/hari.

          Radikal bebas didefinisikan sebagai suatu molekul, atom atau beberapa grup atom yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Molekul atau atom tersebut sangat labil dan mudah membentuk senyawa baru. Radikal bebas yang terdapat dalam tubuh dapat berasal dari dalam (endogen) atau dari luar tubuh (eksogen). Secara endogen, radikal bebas terbentuk sebagai respon normal dari rantai peristiwa biokimia dalam tubuh (Muchtadi 2013).
Zadak et al. (2009) menyatakan bahwa target utama serangan radikal di dalam tubuh dapat berupa lipid, protein, karbohidrat, dan DNA sehingga dapat menyebabkan gangguan pada berbagai bagian tubuh. Selain radikal bebas, dikenal juga dengan istilah spesies oksigen reaktif (Reactive Oxygen Species, ROS). Muchtadi (2013) menyatakan bahwa ROS adalah sebutan bagi bermacam-macam molekul dan radikal bebas yang berasal dari molekul oksigen. Lee et al. (2004) menyatakan bahwa baik radikal bebas maupun senyawa ROS di dalam tubuh dapat menyebabkan oksidasi lipid, oksidasi protein, DNA strand break, modifikasi basa DNA, dan modulasi ekspresi genetik. 
Devasagayam et al. (2004) menjelaskan bahwa aktivitas antioksidan dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh dapat berupa pencegahan terbentuknya ROS, penangkapan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh, serta perbaikan akibat kerusakan tersebut. Mekanisme pencegahan ini melibatkan enzim superoksida dismutase (SOD) yang dapat mengkatalisis dismutasi (proses oksidasi sekaligus reduksi) superoksida menjadi H2O2 serta dapat mengkatalisis dan juga dapat melarutkannya ke dalam air sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh.
Siswonoto (2008) dan Asni et al. (2009) menyatakan bahwa pengukuran radikal bebas secara langsung sangat sulit dilakukan, oleh karena radikal bebas tidak menetap lama, mempunyai waktu paruh yang pendek dan menghilang dalam hitungan detik. Berbagai substansi biologis dikembangkan sebagai penanda biologis (biomarker) stres oksidatif. Substansi yang sudah dikenal dan banyak dipakai sebagai penanda biologis  peroksidasi lipid dan stres oksidatif adalah malonaldehid (MDA). 
Malonaldehid (MDA) merupakan salah satu produk akhir peroksidasi lipid yang terbentuk setelah aksi senyawa radikal, sehingga digunakan sebagai indikator keberadaan radikal bebas dalam tubuh dan juga indikator kerusakan oksidatif membran sel (Astuti 2009). MDA banyak didapatkan dalam sirkulasi dan merupakan produk utama hasil reaksi radikal bebas dengan fosfolipid, diproduksi secara konstan sesuai dengan proporsi  peroksidasi lipid yang terjadi, sehingga merupakan indikator yang baik untuk melihat kecepatan (rate) peroksidasi lipid  in vivo (Asni, et al 2009). Vizuet et al. (2009) menyatakan bahwa lipid merupakan biomolekuler yang paling rentan terhadap serangan ROS dan akibat proses lipoperoksidasi akan dihasilkan pembentukan melonaldehida (MDA).
Hidup ini terasa indah lantaran Allah SWT memberikan kepada kita beberapa macam jenis kenikmatan. Ada banyak jenis kenikmatan yang telah dianugerahkan kepada kita sejak kita lahir sampai ajal menjemput kita. Diberinya kemampuan kepada kita untuk melihat indahnya dunia, merasakan enaknya atau tidaknya rasa suatu makanan, mencium aroma segar dan busuk, nikmatnya bertutur kata, atau indahnya kemampuan untuk memikirkan sesuatu, dan banyak hal lainnya yang amat sangat banyak kenikmatan tersebut harus kita sadari dan kita sukuri.

Allah SWT telah berkata bahwa jika kita mensyukuri atas nikmat yang telah Dia berikan, niscaya kenikmatan tersebut akan bertambah, namun jika kita kufur atas nikmat tersebut, niscaya azab-Nya amat pedih. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang benar dan sudah menjadi kewajiban kita untuk mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan kepada kita. Akan tetapi, pada umumnya kita sering kali kufur atas nikmat yang telah diberikan kepada kita tersebut, contoh sederhananya adalah kita tidak menggunakan mata untuk melihat yang baik dan benar, tetapi kita sering menggunakan mata kita untuk melihat sesuatu yang seharusnya tidak kita lihat, dan tentu ganjaran yang kita dapat adalah dosa. 

Rasa kufur itu memang tidak datang begitu saja, banyak hal yang membuat kita menjadi kufur atas nikmat yang seharusnya kita syukuri. Adanya rasa kecewa kita akan harapan yang tidak tercapai ajab kali membuat kita menjadi kufur nikmat, padahal Allah SWT yang maha tahu akan apa yang terjadi di depan dan di belakang telah merencanakan sesuatu skenario besar yang tentunya itu baik untuk kita. Namun ketika kita merasa bahwa apa yang kita harapkan tersebut gagal dan kita telah merencanakan bahwa angan tersebut baik untuk kita, dengan gampang rasa kufur akan nikmat kegagalan tersebut membuat kita menjadi orang kufur. Tidak ada 1 hal pun di dunia ini yang luput dari pengetahuan dan izinnya Allah. 

Bayangkan jika yang dicabut itu adalah nikmat keimanan? Jangankan untuk hidup indah di dunia, di akhirat pun sudah pasti kita akan mendapat azab (La hawla wala kuata illa billah). Orang yang telah dicabut nikmatnya keimanan akan selalu merasa gelisah dan putus asa atas apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Tiap perbuatan yang dilakukan akan terasa sia-sia dan hampa sehingga akan sangat jauh dari rasa kepuasan. Syukurilah atas apa yang telah kita dapati dan jangan pernah merasa atas apa yang telah kita perbuat itu atas kehendak kita, kehidupan ini telah diatur sedemikian indah oleh sang maha pengatur, maha mengetahui atas apa yang baik dan buruk, dan sang maha kuasa lagi bijaksana atas apa yang ada di langit dan di bumi. 

Blog Archive

Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts