Struktur Kimia Vitamin C

Vitamin C, atau yang juga dikenal dengan nama asam askorbat, termasuk kedalam vitamin yang larut dalam air. Manusia tidak mempunyai kemampuan untuk mengubah glukosa menjadi vitamin C. Vitamin C termasuk kedalam golongan vitamin yang memiliki efek antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas. Beberapa sifat dari vitamin C adalah sangat mudah teroksidasi oleh panas, logam dan cahaya.

Vitamin C berperan dalam menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan. Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. 

WHO menganjurkan untuk konsumsi vitamin C adalah sekitar 90 mg/hari untuk laki-laki dan 75 mg/hari untuk perempuan. Adapun yang menyebabkan perbedaan dari jumlah asupan vitamin tersebut dikarena bahwa kandungan air laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Air merupakan komponen utama dari tubuh manusia. Selain itu, air adalah salah satu dari dua pelarut terpenting dalam tubuh. Air memiliki keistimewaan karena memiliki konsentrasi molar yang tinggi yang menyebabkannya dapat menyediakan ion hidrogen yang tidak ada habisnya dalam tubuh. Komposisi air dalam tubuh antara laki-laki dan perempuan berbeda antara satu sama lain.  

Secara umum, dapat diketahui bahwa komposisi air pada laki-laki yang berusia 17 – 39 tahun, komposisi airnya tubuhnya berkisar 60 %, sedangkan pada wanita yang berusia sama, komposisi air tubuhnya berkisar 55 % dari berat badan. Sedangkan pada laki-laki yang berusia 40 – 59 tahun, komposisi air tubuh sekitar 55 %, dan pada wanita yang berusia sama, komposisi air tubuhnya berkisar 47 %. Pada laki-laki yang berusia diatas 60 tahun, komposisi air sekitar 50 %, dan wanita sekitar 45 % dari berat badan. Lebih sedikitnya kandungan air pada wanita disebabkan tingginya kandungan lemak tubuh.

Dengan berbedanya komposisi air tubuh tersebut, tentu mempengaruhi sifat kelarutan vitamin C dalam tubuh. Sifat kelarutan dari vitamin C adalah larut dalam air. Semakin banyaknya air, tingkat kelarutan vitamin C dalam tubuh pun semakin tinggi. Jika rekomendasi asupan vitamin C sama antara laki-laki dan perempuan, sedangkan jumlah komposisi air dalam tubuh berbeda, ini dapat menyebabkan tubuh laki-laki mengalami defisiensi vitamin C. Oleh karena itu, kadar vitamin C laki-laki lebih besar jika dibandingkan dengan wanita.

Selain itu, ukuran tubuh laki-laki lebih besar dari perempuan. Umumnya, wanita memiliki perawakan yang cenderung lebih kecil dibandingkan pria. Dengan ukuran tubuh yang lebih besar, secara umum akan menyebabkan komposisi air dalam tubuh juga semakin banyak. Dengan semakin banyaknya kandungan air dalam tubuh, maka penyerapan vitamin C pun akan semakin besar.   

Selain itu, anjuran untuk mengkonsumsi vitamin C juga dipengaruhi oleh beberapa keadaan. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang,  antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah.  selain nikotin senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itu stres, demam, infeksi, dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C. Di Amerika, anjuran konsumsi vitamin C bagi para perokok harus ditambah 35 mg/hari jika dibandingkan dengan yang bukan perokok, karena perokok dalam keadaan tegangan oksidatifnya meningkat yang disebabkan oleh racun yang terkandung dalam asap rokok tersebut dan biasanya kandungan vitamin C dalam darah sangat rendah. Selain itu, asupan vitamin C juga harus ditambah pada wanita dalam keadaan hamil sebanyak 10 mg/hari.


Lantas yang menjadi pertanyaan, apakah kita masih mau mengkonsumsi vitamin C yang melebihi kebutuhan harian kita? Sudah sepantasnya kita berfikir untuk kesehatan tubuh kita sendiri. kembali lah mengkonsumsi vitamin secara alami dari buah dan sayur. 

"Maka nikmat tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan"



Daftar Pustaka
Cinta,Dewi, 2011, Fisiologi cairan, http://meetabied.blogspot.com/2010/03/fisiologi-cairan.html, Download : Sabtu, 24 Maret 2012.
Levine, Mark, 2001, A new recommended dietary allowance of vitamin C for healthy young women, Journal, National Institutes of Health, Bethesda.
--------, 2011, Vitamin C, http://www.exrx.net/Nutrition/Antioxidants/VitaminC.html, Download : 24 Maret 12.
--------, 2012, Vitamin C, Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C, Download : 24 Maret 12.
Zaman paleolitikum berlangsung kira-kira 200.000 sampai 12.000 tahun yang lalu yang bercirikan gaya hidup berburu dan berpindah. Selama periode ini, konsumsi makanan mereka sangat bergantung pada daging hasil buruan, ikan, sayuran dan buah-buahan. Kandungan makanan ini sangat kaya akan protein, lemak, karbohidrat, serta mikro mineral yang diperlukan oleh tubuh. Alam menyediakan berbagai macam makanan yang kaya akan zat gizi tersebut sehingga dapat memenuhi kecukupan harian mereka. Perlu diketahui bahwa gen tubuh manusia untuk dapat beradaptasi sangatlah lambat, diperlukan waktu kira-kira 2.000.000 tahun. Oleh karena itu, gen manusia pada saat sekarang ini masih dapat menerima dengan baik protein, lemak, karbohidrat, serta mikro mineral sama seperti manusia pada zaman paleolitikum.

Namun pada zaman sekarang ini, dengan semakin bertambahnya penduduk yang mengakibatkan berkurangnya jumlah makanan. Untuk mengatasi masalah tersebut, telah dikembangkan berbagai jenis makanan baru guna mencukupi kebutuhan harian dengan bercocok tanam serta beternak. Namun permasalahan yang timbul adalah produk yang dihasilkan beranekaragam, bahkan ada produk yang kandungan gizinya yang berlimpah jika dibandingkan dengan zaman paleolitikum.

Akibatnya ada sebagian gen yang tidak dapat beradaptasi yang menyebabkan terjadinya kegagalan secara biokimia menghasilkan beberapa penyakit. Sehingga ada beberapa penyakit yang dapat dihubungkan dengan produk baru seperti susu, padi-padian, serta daging dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi. Penyakit yang dapat dihubungkan tersebut seperti penyakit jantung, stroke, macam-macam kangker, penyakit autoimmune, dan bermacam-macam penyakit degeneratif yang bersifat kronik (contohnya parkinson’s, Alzheimer’s).

Pada zaman paleolitik, total asupan protein sekitar 25 – 30 % dari kebutuhan energi dan asupan itu bersumber dari ikan dan daging. Berbeda dengan pola diet Amerika pada saat ini dimana asupan protein hanya sekitar 10 – 15 % dari total kebutuhan energi dan sumber protein tersebut berasal dari daging yang kaya lemak, padi-padian, produk susu, dan kacang-kacangan. Protein memegang peranan penting pada penyakit autoimmune, oleh karena itu sumber protein yang baru ini (produk susu, padi-padian, kacan-kacangan) dengan fragmen protein baru merupakan sebuah permasalah baru. Penyakit Celiac merupakan salah satu contoh dari penyakit autoimmune yang disebabkan oleh proten baru ini.

Asupan karbohidrat pada zaman paleolitic sekitar 30 – 35 % dari total kebutuhan energi yang bersumber dari buah-buahan dan sayuran yang memiliki nilai indeks glikemik rendah serta kaya akan kandungan mikro nutrien dan serat. Berbeda dengan pola diet Amerika di mana asupan karbohidratnya sekitar 50 – 60 % dari total kebutuhan energi yang berasal dari padi-padian, tetapi sumber karbohidrat dari buah dan sayuran sangat sedikit dikonsumsi. Sumber karbohidrat baru ini memiliki nilai indeks glikemik yang tinggi dan juga jumlah asupan karbohidratnya juga tinggi, secara signifikan menyebabkan gangguan pada sistim insulin. Alhasil adalah bermacam penyakit pun muncul seperti diabetes melitus type 2. Selain itu, sumber karbohidrat ini pun sangat rendah serat dan mikro nutrien sehingga akan sangat buruk bagi kesehatan.

Asupan lemak pada diet zaman paleolitik sekitar 35 - 40 % dari total kebutuhan energi. Sumber lemak berasal dari hewan, ikan, dan kacang. Pola diet ini sama seperti dengan pola diet orang Amerika yang juga asupan lemaknya berkisar 35 – 40 % dari total kebutuhan energi. Namun yang berbeda adalah sumber asupan lemaknya sangat bermacam-macam. berdasarkan studi, manusia pada zaman paleolitik mengkonsumsi kolesterol yang relatif besar, (480 mg per hari), namun diketahui bahwa kandungan kolesterol dalam darah mereka sangat rendah daripada orang Amerika. Ada beberapa penyebabnya diantaranya, Pertama : Hewan peliharaan ternyata diketahui kandungan lemak jenuhnya tinggi. Pada zaman paleolitikum, mereka mengkonsumsi daging bukan dari hasil ternak, namun dari hasil buruan. Selain itu, kebanyakan orang Amerika mengkonsumsi omega 6 lebih banyak daripada omega 3 dengan rasio 11 : 1. Lemak jenuh diketahui berkaitan dengan peningkatan dengan kandungan kolesterol dalam darah, padahal seharusnya rasio perbandingan lemak omega 6 dan omega 3 tersebut adalah 1 : 1 sampai 4 : 1. Kedua : Pola hidup berburu dan mengumpulkan hasil buruan memerlukan energi yang besar sehingga dapat membakar lemak dan kolesterol dalam darah. Menurut S. Boyd Eaton, M.D., (seorang  foremost authorities on paleolithic (prehistoric) diets and a radiologist and medical anthropologist at Emory University in Atlanta), mengatakan bahwa pola hidup nomaden mereka tersebut mengeluarkan banyak energi untuk bertahan hidup dan mencari makan, dari sisa kerangka yang ditemukan,  mereka memeliki kerangka dan otot yang kuat jika dibandingkan dengan manusia sekarang ini. 

Mikronutrien (vitamin, mineral, antioksidan) yang dikonsumsi dalam diet pada zaman paleolitikum sangat banyak  jika dibandingkan dengan diet orang Amerika. Konsumsi vitamin diperkirakan dalam sehari mencapai 3 kali dari kebutuhan total tubuh serta  asupan Zn, Ca, K dan Fe juga sangat banyak dikonsumsi oleh orang paleolitikum dikarenakan asupan buah dan sayuran yang sangat tinggi. Jika dibandingkan dengan orang Amerika, konsumsi mineral yang berlebihan adalah sodium dan iodium. Konsumsi sodium diperkirakan 8 kali lebih banyak jika dibandingkan dengan konsumsi pada zaman paleolitikum. Tidak heran bahwa ini akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah pola pengaturan diet kita sekarang ini sangat berbeda dengan manusia pada zaman paleolitikum. Namun secara genetik, gen kita sama seperti gen pada zaman paleolitikum. Akibat dari adaptasi tubuh kita dalam menerima berbagai macam jenis makanan baru tersebut, sebagian gen tubuh telah beradaptasi dapat menerimanya, akan tetapi sebagian gen tubuh kita tidak dapat menerimanya yang akan mengakibatkan berbagai macam penyakit bermunculan baik yang bersifat kronis maupun akut.




DAFTAR PUSTAKA
Jack,Challem, 2012, Paleolithic Nutrition: Your Future Is In Your Dietary Past : Human genes, formed by millions of years of evolution, are a bad match for highly processed modern diets, http://www.lovelyhealth.com/ paleolithic_ nutrition.htm, Download : Kamis, 22 Maret 2012.

Smith,Peter, 2011, GOOD Asks the Experts: Is The "Paleolithic Diet" Really Better?, http://www.good.is/post/good-asks-the-experts-is-the-paleolithic-diet-really-better/, Download : Rabu, 21 Maret 2012.

--------------, 2012, Paleolithic Nutrition, http://www.direct-ms.org/paleolithicnutrition. html, download : Rabu, 21 Maret 2012






Kenapa ketika kita dari mulai sekolah dasar sampai menengah atas bahkan sampai kuliah di semester pertama pun menjumpai mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan? Tidakkah ini dianggap paling penting yang harus kita kuasai dengan sebaik mungkin dalam bertindak serta berbuat sesuatu. Namun apa yang terjadi dengan moral kita sekarang ini? Banyak orang pintar yang tidak memiliki etika yang baik, perbuatan yang menyimpang dari tata krama dan nilai-nilai yang diajarkan dalam pancasila. Sebenarnya yang salah siapa? Salahkan seorang guru yang mendidik mata pelajaran tersebut? Atau bahkan yang salah itu adalah muridnya yang tidak pernah bisa mengerti tentang makna yang terkandung dalam mata pelajaran tersebut? 

Ironi memang jika kita saling menyalahkan antara satu dengan yang lain. Kita lihat sekarang ini, banyak orang yang mengaku berilmu namun tidak memiliki atau sedikit memiliki sikap dan sifat seperti yang diajarkan dalam pendidikan pancasila tersebut. Para koruptor yang mengaku memiliki nilai akademik yang baik, mendapat kepercayaan dari masyarakat, serta dianggap mampu oleh suatu lembaga untuk mengisi jabatan tersebut, namun mereka dengan gampang melanggar norma-norma yang telah diajarkan. Mereka dengan sadar melakukan kesalahan yang dapat merugikan orang lain. Mengambil yang bukan haknya bahkan mengakui bahwa ini punya dia, itu miliknya dan yang sana harus dia miliki dengan melakukan kecurangan dan kelicikan. Ironis bukan?

Selain itu, banyak juga yang merasa dirinya mampu dan sanggup melakukan sesuatu, tapi mereka melakukan tersebut tanpa memikirkan perasaan dan pendapat orang lain. Berapa banyak orang yang kecewa dengan apa yang dilakukan seseorang. Sulitkah berbuat baik dalam hidup ini? Apakah harus belajar pendidikan pancasila lagi? Atau kita harus mengubah metode pembelajaran pendidikan pancasila tersebut?

Dapat kita contohkan, ketika kita menjawab soal ujian pendidikan pancasila, kita akan memilih jawaban sebaik mungkin dari pilihan atau dari keadaan tersebut. Jika kita menjawab dengan pilihan yang salah, secara spontan guru atau dosen langsung menyalahkan jawaban tersebut padahal itu adalah jawaban sesuai dengan hati mereka. Seharusnya guru atau dosen tersebut tidak boleh menyalahkan jawaban dari muridnya, namun hendaklah memanggil murid yang bersangkutan tersebut dan menanyakan tentang kenapa memilih jawaban seperti itu. Secara psikis, orang akan menjawab sesuatu tentang kehidupan secara jujur. Oleh karena itu, kita tidak boleh langsung menghukum jawaban mereka dengan tanda salah. Tanyakan lah terlebih dahulu. Mudah-mudahan dengan begitu, murid tersebut bisa mengetahui kenapa ini salah dan kenapa ini benar. 
Mungkin ini sedikit solusi bagi para pendidik ilmu pendidikan pancasila bagaimana menyelamatkan generasi penerus bangsa ini agar tidak semakin bobrok. 

Blog Archive

Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts